Rabu 08 Jun 2016 07:41 WIB

Warga Muslim AS Khawatir Diserang Pendukung Donald Trump

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Nur Aini
Kelompok Muslim Amerika Serikat mengampanyekan anti Islamofobia
Foto: world bulletin
Kelompok Muslim Amerika Serikat mengampanyekan anti Islamofobia

REPUBLIKA.CO.ID,WASHINGTON -- Sejumlah pawai pendukung Donald Trump beberapa kali berakhir dengan kekeran dan agresif. Pendukung dan penentang sering terlibat dalam benterokan. Namun salah satu saluran televisi, Fusion mencoba mendudukan mereka dalam satu meja.

Fusion menyebut gelombang antiMuslim dari pendukung Trump terus terjadi. "Perempuan yang terlihat Muslim, akan langsung diserang," kata Sarah, perempuan Muslim berkerudung yang ikut dalam meja tersebut.

Dilansir dari the Independent, Sarah menceritakan pernah diacungi pisau saat berada di tempat cuci mobil di San Bernardino, California. Insiden terjadi sepekan setelah Trump menyeru larangan Muslim masuk Amerika.

Penyerang, Daniel Senteno (40 tahun) dijatuhi hukuman penjara selama empat bulan. Menurut kriminolog dari California State University, Brian Levin, jumlah kasus penyerangan terhadap Muslim terjadi rata-rata 12,6 kali per bulan tahun lalu.

Sejak November hingga Desember 2015, jumlahnya mencapai 37 kejahatan. Sarah pun mengaku ketakutan.

Seorang pendukung Trump yang ikut hadir dalam meja yang sama, Odila Lopez mengatakan Trump tidak menakutkan, namun situasi yang membuat demikian. Lopez juga membela pernyataan Trump yang menyebut orang Meksiko penjual narkoba dan pemerkosa.

"Ada benarnya," kata pendiri laman Facebook Christian Latin for Trump ini. Seorang warga Amerika-Afrika, Shirley Husar yang juga mendukung Trump mengatakan ia juga setuju pembangunan dinding antara AS dan Meksiko.

Setelah mendengar pernyataan para pendukung Trump, Sarah merasa khawatir. Menurutnya para pendukung telah menutup mata dan telinga terhadap kebenaran. Sementara Lopez mengaku terganggu dengan keberadaan Muslim di Amerika.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement