Rabu 08 Jun 2016 10:19 WIB

Bom Istanbul, PPI Turki Intensifkan Komunikasi

Rep: Puti Almas/ Red: Ani Nursalikah
Kaca jendela sebuah tempat bermain biliar pecah berkeping-keping akibat ledakan yang menargetkan bus polisi di Istanbul, Selasa, 7 Juni 2016.
Foto: AP Photo/Emrah Gurel
Kaca jendela sebuah tempat bermain biliar pecah berkeping-keping akibat ledakan yang menargetkan bus polisi di Istanbul, Selasa, 7 Juni 2016.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Turki melakukan sejumlah antisipasi keamanan terkait insiden bom di Istanbul, Selasa (7/6). Salah satunya adalah dengan berkomunikasi dengan pelajar Indonesia secara intensif.

"Kami memperkuat dan mengintensifkan komunikasi dan kami mengimbau pelajar Indonesia saling memberi kabar kepada teman jika akan bepergian ke luar," ujar juru bicara PPI Turki, Amir Fadli Nasution kepada Republika.co.id, Rabu (8/6).

Amir menjelaskan hal ini agar para pelajar Indonesia dapat mengetahui keberadaan masing-masing. Hal ini didasarkan insiden serupa yang juga pernah terjadi sebelumnya di Turki.

Selain itu, mahasiswa yang berkuliah di Universitas Ege, Izmir itu menuturkan PPI yang tersebar di banyak kota di Turki terus melakukan koordinasi melalui pengurus. PPI juga berkoordinasi dengan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI).

"Kami saling update infomasi terkini seputar perkembangan keadaan yang terjadi," kata Amir.

Bom di Istanbul tepatnya meledak di dekat stasiun metro Vezneciler, Kawasan Beyazit. Sasaran teror diduga ditujukan kepada bus polisi. Sebanyak 11 orang tewas dalam peristiwa ini dan 36 lainnya terluka.

Salah satu mahasiswa Indonesia bernama Azwar Abadi Irsyad juga menjadi korban luka. Mahasiswa di Universitas Istanbul jurusan Teknik Fisika ini mengalami luka ringan di kepala akibat terkena plafon ruangan kelas di kampusnya yang jatuh karena getaran bom.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement