REPUBLIKA.CO.ID, PORT MORESBY -- Demonstrasi mahasiswa di Papua Nugini berakhir ricuh, Rabu (8/6). Polisi menembak ke arah mahasiswa saat unjuk rasa di University of Papua New Guinea (UPNG) dan daerah publik di luar rumah sakit.
Otoritas mengatakan sedikitnya empat orang tewas dan puluhan lainnya terluka. Unjuk rasa tersebut meminta Perdana Menteri Peter O'Neill mengundurkan diri karena tuduhan korupsi.
Pejabat Rumah Sakit Umum Port Moresby mengatakan bentrokan meletus antara polisi dan publik setelah insiden penembakan mahasiswa. Para korban telah dilarikan ke rumah sakit terdekat.
"Saat ini terjadi benterokan hebat antara polisi dan masyarakat tepat di luar Rumah Sakit Umum Port Moresby," kata pejabat rumah sakit anonim.
Menurutnya terdengar juga baku tembak dalam insiden. Badan bantuan utama yang menolak disebutkan mengatakan klinik universitas menerima sedikitnya 15 mahasiswa terluka. Empat orang lainnya tewas.
Video di media sosial memperlihatkan pengunjuk rasa berlarian dari gas air mata dengan suara tembakan jadi latar belakang. Rumah Sakit Umum Port Moresby mengatakan telah menerima 10 mahasiswa. "Mereka dalam kondisi kritis," katanya.
Menteri Luar Negeri Australia Julie Bishop menyeru untuk tenang. Ia berjanji akan mencari informasi lebih lanjut. Ia juga mengaku sudah mengetahui ada penembakan terhadap mahasiswa.
Menurut kantor berita Australia, ABC, seorang mahasiswa Gerald Peni mengatakan polisi mulai menembak ketika mahasiswa melawan. Saat itu para mahasiswa menghalangi polisi yang akan menangkap presiden dewan mahasiswa.