Kamis 09 Jun 2016 00:53 WIB

Pemerintah Cina Tekan Suku Uighur Saat Ramadhan

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Nur Aini
Anak-anak Muslim Suku Uighur. Beristikamah di tengah keterbatasan akses informasi. (chinadigitaltimes.net)
Foto: .
Anak-anak Muslim Suku Uighur. Beristikamah di tengah keterbatasan akses informasi. (chinadigitaltimes.net)

REPUBLIKA.CO.ID,BEIJING – Pemerintah Cina membuat peraturan tersendiri bagi warga muslim yang statusnya minoritas selama bulan Ramadhan. Meskipun dalam keadaan puasa, tidak ada pembatasan untuk jam operasional restoran.

Seperti dilansir Qantara, Rabu (8/6) pemerintah Cina tetap membuat peraturan bagi restoran untuk tetap buka saat Ramadhan dengan waktu normal. Apalagi, Pemerintah Beijing tengah menghadapi serangan mematikan di Cina terhadap para militan demi kemerdekaanya.

Kelompok-kelompok HAM di Cina juga menyalahkan ketegangan tersebut terkait pembatasan agama dan budaya pada suku Uighur. Tak hanya itu, hal tersebut juga berdampak kepada kelompok minoritas Muslim lainnya di daerah perbatasan Asia Tengah.

Selain itu, beberapa departemen pemerintah daerah di Xinjiang mengeluarkan pemberitahuan di situs laman resminya. “Anggota partai, kader, PNS, mahasiswa, dan anak-anak di bawah umur tidak boleh beraktivitas cepat selama Ramadhan. Pelaku bisnis makanan dan minuman juga tidak harus tutup,” kata pemerintah daerah Xinjiang.

Seorang pejabat suku Uighur bahkan memberi larangan kegiatan keagamaan bagi Muslim di Cina. Dilxat Raxit dari Kongres Uighur Dunia menyatakan Cina menilai muslim mengancam supremasi kepemimpinan Beijing.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement