REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Para menteri luar negari negara-negara anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) akan membawa masalah Laut Cina Selatan dalam pertemuan spesial ASEAN-Cina di Kunming, Cina. Pertemuan 14-15 Juni tersebut akan diadakan di Resort Yuxi provinsi Yunan.
Direktur Mitra Wicara dan Antar Kawasan ASEAN Kementerian Luar Negeri Indonesia, M I Derry Aman mengatakan, selain para menteri luar negeri ASEAN dan Cina, sekretaris jenderal ASEAN juga akan hadir dalam pertemuan tersebut.
Pertemuan ini disebut spesial karena diadakan khusus, bukan bersifat reguler. Selain membahas kerja sama kedua kawasan, setiap menteri luar negeri juga bisa mengangkat masalah regional yang menjadi perhatian bersama.
"Laut Cina Selatan akan dibahas. Apapun yang menjadi kepentingan suatu negara bisa diangkat dalam forum ini," ujarnya kepada Republika.co.id di kantor Kementerian Luar Negeri, Kamis (9/6).
Terkait Joint Statement atau Pernyataan Bersama ASEAN mengenai hasil arbitrase yang diajukan Filipina terhadap Cina terkait sengketa Laut Cina Selatan, Derry mengaku ada keinginan mengarah ke sana.
Baca juga, Sengketa Laut Cina Selatan, Cina: Filipina Abaikan Perundingan Langsung.
"Dan suatu hal logis bahwa ASEAN sebagai salah satu organisasi regional dominan perlu menyampaikan pandangannya terhadap Laut Cina Selatan, terutama hasil arbitrse yang diajukan Filipina terhadap Cina," katanya.
Derry mengatakan, Indonesia akan terus menekankan kepada semua pihak untuk menahan diri. Tidak melakukan provokasi, baik secara langsung maupun tidak langsun dan tidak melakukan kegiatan apapun di wilayah sengketa Laut Cina Selatan..
"Penyelesaian sengketa harus dilakukan secara damai dan penghormatan terhadap proses hukum dan diplomatik," tegasnya.