REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Korea Utara pada Kamis (9/6) mengatakan akan mengadakan sidang parlementer pada akhir Juni, menyusul kongres langka Partai Pekerja berkuasa pada Mei, yang akan memperkuat kekuasaan Kim Jong-un di negara terkucil itu.
Perwakilan dalam pertemuan majelis tahunan itu akan memutuskan anggaran belanja negara dan menyetujui sejumlah perjanjian kunci dan amendemen undang-undang, selain menyepakati sejumlah keputusan lain kepemimpinan negara tersebut.
Kongres partai itu, yang pertama dalam 36 tahun, diadakan di tengah perhatian dan peningkatan kedudukan Kim sebagai ketua partai. Dia menyatakan negaranya adalah negara dengan senjata nuklir namun tidak akan menggunakan persenjataannya kecuali diserang pertama kali.
Kim dapat memantapkan kedudukannya dalam sidang parlemen itu, yang dapat menyetujui perubahan anggota seperti pernah diumumkan di kongres pada bulan lalu.
"Sidang keempat Majelis Tinggi Rakyat (SPA) ke-13 akan diadakan di Pyongyang pada 29 Juni," kata kantor berita nasional KCNA.
Korea Utara mendapat semakin banyak tekanan sejak uji nuklir mereka pada Januari dan peluncuran roket luar angkasa mereka pada Februari, yang berujung resolusi baru Dewan Keamanan PBB pada Maret, yang memperketat sanksi terhadap Pyongyang.
Namun, negara itu menyangkal tekanan internasional dan terus melakukan serangkaian kegiatan terkait pengembangan persenjataan, yang terbaru adalah peluncuran misil balistik jarak menengah yang gagal pada 31 Mei.