Sabtu 11 Jun 2016 01:30 WIB

Erdogan tak Diizinkan Sematkan Kain Ka'bah di Peti Jenazah Ali

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Ani Nursalikah
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan (kedua kanan) dan Menteri Agama Turki Mehmet Gomez (kedua kiri) dan Menteri Energi sekaligus menantu Erdogan, Berat Albayrak menghadiri prosesi pemakaman Muhammad Ali, Kamis, 9 Juni 2016.
Foto: Kayhan Ozer, Presidential Press Service/Pool via AP
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan (kedua kanan) dan Menteri Agama Turki Mehmet Gomez (kedua kiri) dan Menteri Energi sekaligus menantu Erdogan, Berat Albayrak menghadiri prosesi pemakaman Muhammad Ali, Kamis, 9 Juni 2016.

REPUBLIKA.CO.ID, LOUISVILLE -- Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan secara khusus terbang ke acara penghormatan terakhir Muhammad Ali di Louisville, Kentucky, Amerika Serikat, Kamis (10/6). Rencananya, ia ingin menyematkan potongan kain Ka'bah di peti mati Ali. Namun pihak penyelenggara melarangnya.

Seperti dilansir dari Daily Mail, Erdogan sebenarnya mempunyai agenda lain. Tetapi ia memilih hadir di acara penghormatan terakhir bagi Ali untuk menyematkan kain Ka'bah. Bahkan Erdogan ingin memberikan pidato di pemakaman Ali pada Jumat waktu setempat.

Meski begitu, ia harus menelan pil pahit karena tak diizinkan penyelenggara. Hal itu dikonfirmasi juru bicara keluarga Ali, Bob Gunnell.

"Ini bukan tentang siapa mereka, tapi fakta memang kita tidak punya slot waktu lagi untuk memfasilitasi keinginan Erdogan memberikan pidato di acara pemakaman," katanya.

Selain Erdogan, Menteri Agama Turki Mehmet Gormez ingin membacakan ayat Alquran dalam acara penghormatan terakhir itu. Tetapi pihak penyelenggara pun menolaknya. Bahkan pihak keamanan rombongan pemerintah Turki sempat bersitegang dengan pihak keamanan setempat.

Sementara itu, Erdogan memuji Ali sebagai seorang petarung tak hanya di ring tinju, tapi di dunia nyata. Ia merasa Ali merupakan pahlawan bagi umat Muslim.

"Ketika melanjutkan kesuksesan di atas ring tinju, dia juga menjadi suara dari umat Muslim yang menjadi korban di seluruh penjuru dunia," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement