Sabtu 11 Jun 2016 02:30 WIB

Kecewa kepada Panitia, Erdogan tak Ikut Antar Jenazah Ali

Rep: dian erika nugraheny/ Red: Ani Nursalikah
 Shalat jenazah Muhammad Ali di Louisville, Kentucky, Jumat (10/6). (Reuters/Lucy Nicholson)
Shalat jenazah Muhammad Ali di Louisville, Kentucky, Jumat (10/6). (Reuters/Lucy Nicholson)

REPUBLIKA.CO.ID, LOUISVILLE -- Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengakhiri kunjungannya secara mendadak ke Amerika Serikat (AS) pada Jumat (10/6). Erdogan yang semula datang untuk menghadiri pemakaman legenda tinju Muhammad Ali, tersebut diduga kecewa atas kebijakan panitia upacara pemakaman.

Erdogan dikabarkan merasa kecewa setelah panitia upacara pemakaman menolak permintaannya yang ingin meletakkan sepotong bagian kain penutup Ka'bah. Kain yang diambil langsung dari Masjidil Haram itu sedianya akan diletakkan di atas peti mati Muhammad Ali saat upacara pemakamannya pada Kamis (19/6).

Baca: Erdogan tak Diizinkan Sematkan Kain Ka'bah di Peti Jenazah Ali

Selain menolak permintaan Erdogan, panitia juga menolak kunjungan ulama terkenal Turki yang telah melakukan perjalanan jauh ke Louisville, Kentucky bersama Erdogan. Padahal, ulama tersebut rencananya akan membacakan ayat Alquran saat pemakaman.

Erdogan sendiri sempat menghadiri upacara pemakaman Ali pada Kamis. Namun, dia tidak jadi menghadiri prosesi mengantar jenazah Ali ke peristirahatan terakhir pada Jumat.

Selain Erdogan, raja Abdullah dari Yordania juga tidak menghadiri prosesi pemakaman Ali pada Jumat. Sebelumnya, kedua tokoh Muslim itu dijadwalkan membacakan pidato saat prosesi pemakaman Ali. Keduanya kehilangan kesempatan ketika dua pembicara lain ditambahkan dalam daftar  pengisi pidato.

Meski diduga jengkel dengan sikap panitia, Erdogan belum membuat satu pernyataan pun atas tindakan mempersingkat lawatannya. Kantor kepresidenan pun belum membuat pernyataan resmi terkait kepulangan Erdogan.

Legenda tinju Muhammad Ali meninggal pada Jumat (3/6) pekan lalu. Dia menghembuskan nafas terakhir setelah berjuang melawan penyakit parkinson yang dideritanya selama 32 tahun terakhir.

sumber : AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement