REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA— Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Damaskus, Suriah, memastikan tidak ada korban jiwa dari warga negara Indonesia (WNI) dalam dua ledakan di Damaskus, kemarin, Sabtu (11/6).
Pejabat konsuler merangkap Penerangan Sosbud KBRI Damaskus, Suriah, AM Sidqi, mengatakan, dua ledakan bom terjadi di Distrik Sayyidah Zainab, Provinsi Damascus Countryside, pada Sabtu (11/2). Jarak lokasi ledakan dengan gedung KBRI sekitar 15 km.
Sidqi mengatakan, sebenarnya secara umum, kondisi Damaskus relatif aman kendati masih sulit diprediksi. Pemerintah menjaga ketat Kota Damaskus. Terdapat 30 kedutaan besar yang masih aktif di Suriah, tetapi hanya 15 kedutaan saja yang didukung oleh duta besar.
Pemerintah RI, ungkap Sidqi, terus berupaya untuk memulangkan WNI. Gelombang pemulangan sudah ke-270 kalinya. Diperkirakan masih ada sekitar seribu WNI di Suriah. Sidqi menambahkan, akibat insiden ledakan bom tersebut setidaknya 12 orang meninggal dunia dan 55 orang luka berat.
Bom pertama merupakan bom bunuh diri yang diikatkan pada sabuk pelaku meledak di jalan masuk menuju Distrik Sayyidah Zainab.
Bom kedua merupakan bom mobil yang meledak di jalan Al-Tin di dalam kawasan Sayyidah Zainab. “ISIS mengklaim bertanggung jawab atas dua peledakan tersebut,” katanya kepada Republika melalui pesan Whatsapp, Ahad (12/6)
Ia mengatakan, Distrik Sayyidah Zainab terletak sekitar 10 km di selatan Kota Damaskus. Dikenal sebagai kawasan padat penduduk mayoritas sekte Syiah yg selalu menjadi target peledakan teroris. Sejak awal 2016, terdapat tiga kejadian bom meledak di distrik yang sama.