Senin 13 Jun 2016 08:37 WIB

Pascapenembakan di Florida, Trump Semakin Yakin Larang Muslim ke AS

Rep: Melisa Riska Putri/ Red: Esthi Maharani
Mobil polisi mengepung kelab malam kaum gay, Pulse Orlando di Orlando, Florida, Ahad, 12 Juni 2016. Penembakan yang terjadi menewaskan 20 orang dan melukai 42 lainnya.
Foto: AP Photo/Phelan M. Ebenhack
Mobil polisi mengepung kelab malam kaum gay, Pulse Orlando di Orlando, Florida, Ahad, 12 Juni 2016. Penembakan yang terjadi menewaskan 20 orang dan melukai 42 lainnya.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Kandidat presiden dari Partai Republik Donald Trump mengaku telah meramalkan serangan di tanah Amerika Serikat oleh teroris akan terjadi. Ia menegaskan kembali larangan Muslim dari luar negeri memasuki Amerika Serikat

"Apa yang terjadi di Orlando baru permulaan. Kepemimpinan kami lemah dan tidak efektif. Saya menyerukan dan meminta larangan. Harus," katanya di akun Twitter, Senin (13/6).

(Baca juga: Penembakan Kelab Gay di Florida, Ini Reaksi Dunia)

Selebritas miliarder itu pun meminta Presiden Barack Obama untuk mengundurkan diri dari jabatannya. Sebab, Obama tidak menyebut "Islam radikal" dalam penembakan kelab gay di Orlando, Florida, yang menewaskan 50 orang.

"Karena para pemimpin kita lemah, saya mengatakan ini akan terjadi dan itu hanya akan bertambah buruk," ujar Trump dalam sebuah pernyataan.

Ia mengaku mencoba untuk menyelamatkan nyawa dan mencegah serangan teroris berikutnya. "Kami tidak mampu berpolitis secara benar lagi," lanjutnya.

Kampanye Trump mengatakan, dalam pidato yang dijadwalkan disampaikan Senin (13/6), ia akan mengatasi serangan, menangani keamanan nasional, dan menanggapi kritik saingannya dari Demokrat, Hillary Clinton.

sumber : reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement