Selasa 14 Jun 2016 14:04 WIB

Filipina Kecam Pemenggalan Warga Kanada Kedua

Presiden terpilih Filipina Rodrigo Duterte
Foto: AP Photo/Bullit Marquez
Presiden terpilih Filipina Rodrigo Duterte

REPUBLIKA.CO.ID, MANILA -- Penasihat keamanan Presiden terpilih Rodrigo Duterte mengatakan pemerintahan baru Duterte yang akan berkuasa mulai 30 Juni akan mengambil tindakan lebih tegas atas ketiadaan hukum di selatan.

"Kita tidak bisa membiarkan situasi ini terus berlanjut, ini harus berakhir sekali untuk selamanya," kata penasihat Duterte, Hermogenes Esperon kepada Reuters.

Filipina pada Selasa (14/6) membenarkan adanya eksekusi warga negara Kanada, yang disandera kelompok militan Abu Sayyaf di pulau terpencil di selatan Filipina bersama tiga orang lainnya sejak September 2015.

Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau mengatakan di Toronto, Senin (13/6), sepertinya telah terjadi eksekusi kedua terhadap sandera warga Kanada oleh Abu Sayyaf dalam beberapa bulan terakhir. Berita tersebut kemudian dikonfirmasi di Manila.

Baca: Abu Sayyaf Penggal Sandera Kanada Kedua

"Kami mengutuk keras pembunuhan brutal dan tanpa perasaan atas Robert Hall, warga Kanada, setelah ditawan kelompok Abu Sayyaf di Sulu selama sembilan bulan," kata Presiden Filipina Benigno Aquino dalam sebuah pernyataan.

Juru bicara militer Filipina sebelumnya mengatakan satu kepala terpenggal telah ditemukan di dekat katedral Katolik di pulau terpencil itu pada Senin. Belum dilakukan identifikasi atas temuan tersebut. Hall disandera kelompok militan bersama tiga orang lainnya dari sebuah resor di Pulau Samal, ratusan mil dari timur Jolo.

Seorang sandera warga Kanada lain, mantan eksekutif pertambangan John Ridsdel dieksekusi oleh kelompok itu pada April.

Seorang warga Norwegia dan seorang Filipina masih ditawan.

Trudeau mengatakan kepada wartawan Kanada menyatakan kelompok teroris yang menyandera Hall bertanggung jawab penuh atas pembunuhan berdarah dingin dan tanpa perasaan. Ia mengatakan serangan pada Ahad di sebuah kelab malam gay di Orlando, Florida, serta pembunuhan Hall menjadi pengingat bagi kita semua, aksi-aksi nyata kebencian dan kekerasan tidak bisa ditolerir dalam bentuk apa pun.

Situasi keamanan di wilayah selatan Filipina masih genting, meskipun ada kesepakatan damai pada 2014 antara pemerintah dan kelompok pemberontak terbesar yang mengakhiri konflik selama 45 tahun.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement