Selasa 14 Jun 2016 16:26 WIB

Hollande Sebut Penusukan Polisi Aksi Terorisme

Rep: Puti Almas/ Red: Ani Nursalikah
Presiden Prancis Francois Hollande.
Foto: Reuters
Presiden Prancis Francois Hollande.

REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Presiden Prancis Francois Hollande menyatakan pembunuhan yang terjadi pada dua petugas polisi di Paris sebagai aksi terorisme, Selasa (14/6). Ia mengatakan negara itu tengah menghadapi ancaman teror dalam skala yang sangat besar.

Ia juga menyebutkan beberapa negara lainnya juga tengah menghadapi ancaman terorisme. Hal ini yaitu penembakan di kelab malam Orlando, Amerika Serikat (AS) yang belum lama terjadi.

"Prancis sedang menghadapi ancaman teror skala sangat besar dan begitu juga negara lain seperti AS," ujar Hollande, Selasa (14/6).

Baca: Polisi Prancis dan Istrinya Tewas Ditikam Anggota ISIS

Dua petugas polisi itu tewas karena ditusuk di kediamannya di wilayah Magnanville. Pelaku pembunuhan adalah pria bernama Larossi Abbala.

Pria berusia 25 tahun itu sebelumnya tercatat pernah terkait dengan aksi terorisme. Namun, motif dalam serangan yang dilakukan terhadap dua petugas polisi ini belum diketahui secara pasti.

Mengutip sumber dari kantor berita Amaq yang berafiliasi dengan ISIS, pelaku adalah bagian dari kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS). Namun, hingga saat ini belum ada pernyataan secara resmi mereka berada di balik serangan itu.

Abbala selama ini diketahui tinggal di kawasan barat Paris, Mates-La-Jolie. Ia pada 2013 lalu pernah dijatuhi hukuman selama tiga tahun penjara karena melakukan perekrutan anggota dalam melakukan aksi terorisme di Pakistan.

sumber : AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement