Rabu 15 Jun 2016 15:33 WIB

Jumlah Warga AS yang tidak Memilih Trump dan Clinton Naik

Rep: Gita Amanda/ Red: Ani Nursalikah
Calon presiden AS Hillary Clinton dan Donald Trump.
Foto: Reuters/Lucy Nicholson/File Photo
Calon presiden AS Hillary Clinton dan Donald Trump.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Setelah insiden penyerangan di sebuah kelab gay di Orlando, Florida, kandidat utama calon presiden Partai Republik Donald Trump nampaknya meraih sedikit kemenangan dibandingkan calon Partai Demokrat Hillary Clinton. Namun bersamaan dengan itu, tingkat pemilih yang menyatakan tak akan memilih keduanya juga meningkat.

Dalam pidatonya pada Senin (13/6), Trump mengatakan ia akan menangguhkan imigran dari negara-negara dengan sejarah terorisme yang merugikan Amerika Serikat, Eropa dan negara sekutu. Itu akan dilakukan hingga mereka bisa menemukan cara bagaimana mengakhiri ancaman tersebut.

 

Menanggapi usulan Trump, Clinton mengatakan respons Trump terhadap serangan Orlando sangat mengganggu. "Prasangka, paranoia dan keberpihakan yang tak berencana, tak akan melindungi siapa pun," kata Clinton dalam sebuah pernyataan.

Clinton kembali menekankan dukungannya untuk aksi militer terkoordinasi di Suriah dan Irak. Ia juga menyerukan memperketat kontrol penjualan senjata api.

Meski tergelincir dari jajak pendapat, namun tak semuanya menguntungkan Trump. Proporsi pemilih yang mengatakan mereka tak akan memilih kedua kandidat juga terus meningkat selama sepekan terakhir. Sebanyak 22,4 persen pemilih mengatakan tak akan memilih kedua calon. Angka tersebut naik dari 20,6 persen pekan lalu.

Usulan keras Trump terkait Muslim dan keamanan nasional nampaknya juga telah membantu popularitasnya di masa lalu, setidaknya di Partai Republik. Dukungan padanya melonjak di kalangan Republik tahun lalu setelah serangan di Paris dan San Bernardino.

Menurut jajak pendapat Reuters/Ipsos selama beberapa bulan terakhir, mayoritas pemilih Partai Republik mengatakan Trump merupakan pilihan terbaik di partai mereka untuk menangani terorisme. Mereka lebih percaya pada Trump dibanding saingan lainnya untuk menjadi panglima tertinggi.

Kebanyakan Partai Republik juga mendukung larangan yang diusulkan Trump soal imigran Muslim. Meski mayoritas warga AS menentang hal itu. Jajak pendapat online dilakukan pada 1.063 pemilih dan memiliki kredibilitas akurasi sekitar 3,5 poin persentase.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement