REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Sebuah lembaga penelitian Amerika Serikat mengatakan Korea Utara (Korut) kemungkinan secara signifikan memperluas produksi senjata nuklirnya. Korut diperkirakan dapat menambah enam atau lebih senjata untuk persediaan mereka dalam 18 bulan terakhir.
Dilansir The Guardian, Rabu (15/6), Institute for Science and International Security yang berbasis di Washington memperkiakan tahun lalu bawa Korut memiliki 10 sampai 16 senjata nuklir pada akhir 2014. Ini didasarkan pada kesimpulan dari analisis produksi uranium dan plutonium yang dipulihkan.
Dalam laporan yang diberikan kepada Reuters, lembaga David Albright dan Serena Kelleher-Vergantini pada Selasa (14/6) mengatakan Korut kemungkinan menambah empat hingga enam senjata setelahnya. Membuat total senjata nuklir yang dimiliki Korut hari ini sekitar 13 hingga 21 buah.
Laporan mengatakan estimasi 13 sampai 21 itu belum memperhitungkan produksi tambahan di Korut. "Meskipun demikian, laporan ini, meski tak luas, menunjukkan Korut bisa meningkatkan kemampuan senjata nuklirnya secara signifikan," kata laporan.
Laporan muncul sepekan setelah seorang pejabat senior Departemen Luar Negeri AS mengatakan Korut telah memulai kembali produksi bahan bakar plutoniumnya. Ini menunjukkan bahwa mereka berencana mengejar program senjata nuklir yang menyimpang dari sanksi internasional.
Baca: Situasi Tegang, Amerika Kerahkan Armada Ketiga ke Asia Timur