Rabu 15 Jun 2016 17:30 WIB

Pemerintah Australia Segera Kaji Visa Ulama Antihomoseksual

Sheik Farrokh Sekaleshfar
Foto: abc
Sheik Farrokh Sekaleshfar

REPUBLIKA.CO.ID, MELBOURNE --Perdana Menteri Malcolm Turnbull mengumumkan dilakukannya kajian visa mendesak terhadap seorang ulama Islam yang berkunjung ke Sydney. Sheik Farrokh Sekaleshfar telah dikutip pernah menggambarkan kematian sebagai kalimat yang tepat untuk homoseksualitas.

Turnbull mengatakan Menteri Imigrasi Peter Dutton telah meminta departemennya untuk melakukan kajian ulang. "Ini adalah masalah hukum dan harus ditangani dengan cara yang tepat, tapi visanya sedang dikaji ulang berdasarkan arahan dari Menteri Imigrasi bahkan saat Saya menyampaikan hal ini,” kata Turnbull.

Turnbull mengatakan sementara Sheik memiliki visa yang sah, Australia tidak mentolerir sama sekali orang-orang yang datang ke Australia yang memberitakan kebencian. Dutton mengatakan ia pertama kali menyadari kasus Senin (13/6).

"Kita perlu mempertimbangkan semua fakta sebelum Kita membuat keputusan, tapi posisi pemerintah masih sangat jelas. Kami tidak akan mentolerir orang-orang yang memberitakan kebencian di negara kita, kita tidak mentolerir kehadiran orang-orang yang gagal memenuhi tes karakter berdasarkan pasal 501 dari Undang-Undang Migrasi," katanya.

Pemimpin oposisi Bill Shorten mengatakan Sheik tidak diterima di Australia jika ia memegang pandangan seperti itu.

Jika ini adalah rekan yang dua atau tiga tahun lalu memberikan pidato yang membahas tentang homofobia [dan] membunuh orang-orang gay, Saya tidak tahu bagaimana bisa orang seperti ini mendapatkan visa. Mari bersikap tegas, ita sudah memiliki tes karakter dalam mekanisme visa kita. Saya pikir pemerintah perlu melakukan hal semacam ini dengan lebih cepat, dan orang ini, menurut pendapat saya, tidak diterima di Australia karena memegang pandangan-pandangan yang menjijikkan,” kata Shorten.

Sheik menganjurkan hukuman mati bagi kaum homoseksual yang melakukan hubungan seks di depan umum, di negara yang mematuhi hukum Islam.

"Kapan pertanyaan mengenai hukuman mati secara teoritis timbul? Hal ini muncul dalam skenario tertentu dan probabilitasnya amat kecil yang Saya bahkan tidak pernah mendengar scenario semacam itu muncul, di mana di Negara semacam itu, dengan aturan seperti itu, dimana hukum yang berlaku adalah hukum Islam, dan didalamnya terdapat pasangan homoseksual ... yang melakukan hubungan seksual di depan umum – itu tidak pernah ada yang melakukannya,”

Dalam sebuah wawancara dengan ABC, Ia menyatakan simpatinya kepada keluarga Mereka yang tewas dalam penembakan Orlando.

Tapi dia membantah pernah memiliki koneksi ke pria bersenjata, Omar Mateen dan mengatakan tidak mungkin pidatonya tiga tahun yang lalu memotivasi pria berusia 29 tahun tersebut. Dia juga mengatakan akan menghormati setiap tindakan yang diambil oleh Pemerintah Australia.

Sheik Farrokh Sekaleshfar mengatakan komentarnya tersebut disampaikan dalam suasana akademik, dan Ia menyesal mereka memfilmkan dan mempublikasikan pidatonya tersebut secara online.

"Tapi jika pemerintah yang membuat keputusan itu dan orang-orang menginginkannya, maka Saya menghormati hal itu, tapi Saya tidak melihat alasan untuk takut meskipun saya mengerti mengapa orang mungkin panik.

"Tapi saya hanya ingin memberikan jaminan itu bukan tema, tema saya tidak berputar di masalah ini."

sumber : http://www.australiaplus.com/indonesian/berita/pemerintah-australia-segera-kaji-visa-ulama-anti-homoseksual/7510858
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement