Rabu 15 Jun 2016 20:37 WIB

Obama-Dalai Lama Bertemu di Gedung Putih, Cina Berang

Red: Ilham
Pemimpin spiritual Dalai Lama.
Foto: Ora TV
Pemimpin spiritual Dalai Lama.

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING --Kementerian Luar Negeri Cina menyatakan, pertemuan Presiden Amerika Serikat Barack Obama dengan pemimpin kerohanian Tibet Dalai Lama di Gedung Putih pada Rabu (15/6) dianggap mengancam hubungan dwipihak Cina dan AS.

Sebelumnya, pemerintah Cina mengajukan keberatan atas rencana pertemuan itu melalui perwakilan diplomatiknya.

Cina menilai pemimpin kerohanian umat Buddha di Tibet, yang tengah menjalani pengasingan, adalah pemberontak berbahaya.

Juru bicara kementerian itu, Lu Kang, dalam pengarahan berkala menyatakan, pertemuan tersebut akan mendorong kegiatan "pasukan pemberontak" tersebut. "Rencana pertemuan AS itu akan memberi tanda salah ke pemberontak dan kelompok pendukung kemerdekaan Tibet, hingga mengancam kepercayaan serta hubungan kerja sama Cina dengan AS," kata Lu.

Tiap upaya mengguncang negara itu melalui masalah Tibet tidak akan berhasil, kata Lu tegas, dengan menambahkan, Cina menentang keras rencana tersebut. Negara itu mendesak AS agar tetap memenuhi janjinya, mengakui Tibet sebagai bagian dari Cina, serta berhenti mendukung kemerdekaan untuk wilayah tersebut.

Pertemuan serupa telah berlangsung saat Dalai Lama mengunjungi Obama di Washington pada 2014. Peristiwa itu cukup membuat Cina marah, terlebih saat Obama memberi dukungan penuh atas pemenuhan hak asasi manusia penduduk Tibet.

Cina mendeskripsikan masuknya Tibet ke negara itu pada 1951 sebagai pembebasan damai. Bahkan integrasi itu berujung pada pertumbuhan wilayah yang sebelumnya dianggap cukup tertinggal. Dalai Lama melarikan diri dari Tibet dan menjalani masa pengasingan di India pada 1959 setelah gagal menentang pemerintahan Cina.

Pemimpin spiritual itu menyatakan, pihaknya tidak menghendaki kemerdekaan, melainkan otonomi yang utuh. Namun, Cina berdalih Tibet telah memiliki otonomi utuh, tetapi kelompok di pengasingan selalu berupaya memecah belah negara itu.

Masyarakat Tibet menuduh pemerintah Cina mengancam budaya Buddha-nya dan memenuhi wilayah itu dengan penduduk suku Han.

Dalai Lama mengungkapkan, Obama merupakan "seorang teman lama" yang ia kagumi atas langkahnya memperbaiki hubungan dengan Kuba, Iran, bahkan Vietnam. Begitu juga aksi terbarunya mengunjungi lokasi jatuhnya bom atom Perang Dunia II di Hiroshima.

Lu menyatakan, Dalai Lama bukan figur religius yang murni, tetapi ia hanya seorang politikus dalam masa pengasingan. Dia juga dituduh menggunakan agama untuk mengadakan aksi separatis dan aktivitas anti-Cina.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement