Kamis 16 Jun 2016 18:22 WIB

Warganya Ditangkap Saat Rusuh Euro 2016, Rusia Panggil Dubes Prancis

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Persaingan sepakbola dan kekerasan penggemar berubah menjadi politik dunia saat Rusia memanggil duta besar Prancis atas penahanan warga Rusia di Euro 2016 dan memperingatkan perasaan benci terhadap Rusia dapat merusak hubungan kedua negara.

Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov menuduh penggemar sepakbola negara lain melakukan langkah betul-betul provokatif dalam kejuaraan itu, seperti menginjak-injak bendera Rusia. Pusat kekerasan sepakbola di Euro 2016 berpindah dari bagian selatan Prancis ke bagian utara. Kepolisian menggunakan semprotan merica dan gas air mata untuk membubarkan penggemar kesebelasan Inggris pada Rabu (15/6) di dekat stasiun kota Lille, Prancis utara.

Mereka turun tangan setelah penggemar itu mulai berlarian kesana-kemari menyusul suatu kejadian, kata sumber itu kepada Reuters. Sebelumnya, kepolisian menyingkirkan sekelompok penggemar Inggris saat mereka dianggap mengancam.

Keadaan menegangkan terus nampak pada Rabu sore. Kepolisian kembali menggunakan gas air mata kepada sekelompok kecil penggemar Inggris di Lille tengah. Pihak berwenang memenuhi kota itu dengan polisi sebelum pertandingan berikutnya antara Rusia dengan Inggris berlangsung.

Empat orang penggemar kesebelasan Rusia ditangkap di Lille dan akan dipulangkan setelah ditahan sebelum pertandingan Rabu antara Rusia dengan Slowakia, dimana tim Rusia kalah dengan skor 2-1. "Dua orang warga Rusia ditangkap kemarin sore saat berkelahi di Lille dan dua orang lagi setelah mereka ditemukan dalam keadaan mabuk dan membawa senjata dalam sebuah mobil," kata juru bicara dari Lille.

Senjata yang dimaksud adalah tongkat kayu, kata sumber kepolisian. "Pada hari ini, langkahnya cukup mudah, penuhi tempat umum dengan aparat sehingga tidak ada ruang bagi segala bentuk perusakan," kata Menteri Olahraga Patrick Kanner.

Di Moskow, Kementerian Luar Negeri Rusia mengatakan mereka telah memanggil duta besar Prancis Jean Maurice Ripert pada Rabu. Ripert mendapatkan informasi terkait diskriminasi terhadap para warga Rusia.

Kedutaan besar Prancis di Moskow mengatakan dalam situs resminya duta besar menjawab penangkapan itu dilakukan benar-benar sesuai dengan hukum, dengan transparansi penuh dengan pihak berwenang Rusia. "Penggemar dari sejumlah negara ikut dalam kekerasan tidak dapat diterima di Marseille itu. Pemerintah Prancis tetap bertekad, bersama dengan UEFA, menghentikan pembuat masalah dari mengganggu kejuaraan Euro," kata dia saat pertemuan tersebut.

Menteri Luar Negeri Prancis Jean Marc Ayrault mengatakan "Apa pun kewarganegaraan mereka, baik itu Rusia, Prancis, Inggris maupun Jerman, datang ke Prancis untuk merayakan sepakbola. Tindakan bagi warga Rusia dan Inggris dan Prancis akan dilakukan dengan cara sama."

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement