REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bom bunuh diri dalam sebuah mobil yang dikirim kelompok militan Islamic State (ISIS) meledak di Abu Grein, 130 kilometer atau 80 mil dari barat kota pesisir Sirte, Libya, Kamis (16/6). Sirte sendiri merupakan kampung halaman mantan pemimpin Libya, mendiang Moamar Khadafi.
Berdasarkan keterangan salah satu sumber dari rumah sakit setempat, seperti dikutip Alarabiya, Jum’at (17/6), pemboman mobil bunuh diri itu menewaskan 10 anggota pasukan sekutu pemerintah persatuan Libya yang memerangi kelompok militan ISIS.
Serangan kelompok ISIS tersebut tidak hanya membuat nyawa melayang. Tapi, juga mengakibatkan sejumlah orang mengalami luka-luka. "Sepuluh orang tewas dan tujuh luka-luka setelah serangan bunuh diri yang dilakukan oleh ISIS,” kata sumber dari rumah sakit pusat di Misrata tersebut.
Sebelumnya, diberitakan pasukan Libya mengklaim telah mengambil alih kota pelabuhan Sirte setelah melalui pertempuran sengit melawan kelompok milisi ISIS. Angkatan bersenjata Libya merebut kembali pelabuhan di Kota Sirte dari tangan ISIS dalam sebuah pertempuran sengit.
Bentrok berdarah antara militer Libya dan militan organisasi teror itu berpusat di kompleks pusat konferensi Ougadougou, yang dulunya menjadi tempat berlangsungnya sejumlah konferensi internasional, namun kemudian jadi markas komando ISIS.
Kekacauan politik yang terjadi setelah tergulingnya Moamar Khadafi dimanfaatkan ISIS dengan merebut sejumlah wilayah di Libya pada 2014. Mereka kemudian mengendalikan Sirte secara penuh tahun lalu. Sementara itu, pemerintahan kesatuan dibentuk di Tripoli sekitar dua bulan lalu. Amerika Serikat mengatakan, pemerintahan Libya yang baru seharusnya dipersenjatai untuk melawan ISIS.