Jumat 17 Jun 2016 07:25 WIB

Anggota Parlemen Inggris Ditembak Mati, Kampanye Referendum Dihentikan

REPUBLIKA.CO.ID, BIRSTALL -- Anggota parlemen Inggris Jo Cox ditembak mati di tengah jalan di kawasan utara negara tersebut, Kamis (16/6).

Penembakan itu menjadi berita besar di seluruh Britania Raya dan membuat kampanye referendum keanggotaan Inggris di Uni Eropa dihentikan untuk sementara waktu. Cox adalah perempuan anggota parlemen dari kubu oposisi, Partai Buruh, dan juga pendukung yang vokal terhadap keanggotaan Inggris di Uni Eropa.

Dia diserang saat hendak menggelar rapat bersama para konstituennya di Birstall, dekat kota Leeds. Sejumlah media lokal menyebut Cox ditembak sekaligus ditusuk.

Kepolisian West Yorkshire menyatakan menangkap seorang pria berusia 52 tahun dan menyita sejumlah senjata. Motif serangan tersebut hingga kini belum diketahui.

"Keluarga besar Partai Buruh dan warga di negara ini terguncang dengan pembunuhan mengerikan terhadap Jo Cox hari ini," kata pemimpin Partai Buruh, Jeremy Corbyn, dalam pernyataan tertulis.

Perdana Menteri David Cameron mengatakan pembunuhan Cox, seorang ibu yang sempat bekerja sebagai tim kampanye Presiden Amerika Serikat Barack Obama pada 2008 lalu, adalah tragedi.

"Kita telah kehilangan satu bintang besar. Dia merupakan anggota parlemen yang hebat dengan kepedulian yang besar. Ini adalah berita yang mengerikan," kata perdana menteri yang berasal dari Partai Konservatif tersebut.

Para anggota parlemen Inggris saat ini sedang menjalani reses menjelang referendum terkait "keluar" atau "bertahannya" Inggris di Uni Eropa pada 23 Juni mendatang. Tim dari kedua kubu mengatakan mereka menghentikan untuk sementara waktu aktivitas kampanye mereka.

Cameron juga membatalkan kampanye yang rencananya akan digelar Kamis di Gibraltar, wilayah Inggris yang terletak di sebelah selatan perairan Spanyol. Hingga kini masih belum diketahui dampak dari pembunuhan Cox terhadap referendum.

"Tidak ada yang bisa mengetahui apa yang sebenarnya terjadi. Sampai jelas siapa yang bertanggung jawab dan motivasinya, pembunuhan ini menyebabkan kampanye harus dihentikan saat kubu 'bertahan' ingin terus melanjutkan agendanya," kata John Curtice, profesor ilmu politik dari Universitas Strathclyde.

Saat ini, kubu yang menginginkan Inggris untuk bertahan di Uni Eropa tertinggal dalam sejumlah jajak pendapat melawan kubu lawan.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement