REPUBLIKA.CO.ID, WINA -- Austria sepakat menyediakan peralatan dan personel untuk membantu Hungaria mengamankan
perbatasan Schengen dan mencegah imigrasi ilegal, kata seorang juru bicara Kementerian Pertahanan Austria, Jumat (17/6).
Sejak krisis pengungsi tahun lalu ribuan pengungsi telah menyeberang ke Hungaria, sebuah pos timur zona bebas paspor Eropa, Schengen. Banyak dari mereka melanjutkan perjalanan menuju barat ke negara-negara yang lebih makmur seperti Austria.
Masuknya migran dan pengungsi yang melarikan diri dari bencana konflik di Timur Tengah dan Afrika yang menghancurkan telah membuat tegang hubungan antara dua tetangga Uni Eropa itu. Mantan Kanselir Austria Werner Faymann tahun lalu menyamakan perlakuan Hungaria pada migran dengan deportasi Nazi terhadap Yahudi dalam Perang Dunia II.
Pemerintah Austria juga mengadopsi perlakuan ketat pada migran, membatasi jumlah aplikasi suaka yang akan diterimanya tahun ini sebesar 37.500, kurang dari setengah dari 90 ribu pengungsi yang mereka terima tahun lalu.
Tapi pada pertemuan di Sankt Martin an der Raab di negara bagian Burgenland, Austria, sekitar lima kilometer (tiga mil) dari Hungaria, para menteri sepakat meningkatkan kerja sama di Hungaria selatan dan perbatasan timur.
Mereka juga membahas kondisi di mana Austria bisa mengirim kembali pengungsi yang awalnya meminta suaka di Hungaria
tapi kemudian pindah ke republik Alpine itu, kata juru bicara Kementerian Dalam Negeri Austria. Dua kelompok kerja dibentuk untuk memberikan usulan konkret dalam waktu empat pekan.