REPUBLIKA.CO.ID, FALLUJAH -- Sekitar 2.300 keluarga meninggalkan Fallujah, Irak selama 24 jam terakhir. Hal ini karena kota telah direbut kembali oleh pasukan pemerintah dari kelompok militan ISIS.
Militer Irak pada Sabtu telah menguasai rumah sakit utama Fallujah, sehari setelah merebut kembali gedung pemerintah di pusat kota. Namun militan ISIS masih menguasai sekitar 20 persen dari kota dan bercokol di kabupaten utaranya.
Lembaga kemanusiaan yang bekerja di pinggiran Fallujah, 50 kilometer sebelah barat ibu kota Baghdad mengatakan, mereka berjuang untuk mengatasi aliran deras warga sipil yang mengungsi untuk menghindari kekerasan antara ISIS dan pasukan Irak.
"Dalam 24 jam terakhir, lebih dari 2.300 keluarga telah benar-benar berhasil meninggalkan Fallujah dan harus jujur, ada sangat sedikit ruang bagi mereka di Amariyat al-Fallujah, kota Habbaniyah Tourit dan Khaldiyah yang menjadi tujuan melarikan diri," kata Direktur Irak untuk Dewan Pengungsi Norwegia di Erbil Nasr Muflahi kepada Aljazirah, Sabtu (18/6).
Baca: Semangat Tentara Irak Berpuasa di Tengah Pertempuran Lawan ISIS
Menuru badan pengungsi PBB UNHCR, lebih dari 20 ribu orang telah melarikan diri dari Fallujah dalam dua hari terakhir.
"Kami sekarang menemukan kesulitan untuk mengatasi banyaknya yang keluar dari Fallujah, terutama memberikan air minum yang aman. Kami memberi minimal tiga liter per orang dan kami tidak benar-benar yakin berapa lama bisa terus melakukannya," katanya.
PBB dan pemerintah Irak telah mendirikan kamp-kamp untuk 60 ribu warga sipil yang mengungsi di provinsi Anbar. Meski kapasitasnya kecil untuk menyerap lebih banyak orang. Muflahi mengatakan, mereka yang keluar dari Fallujah menceritakan kisah-kisah mengerikan tentang bagaimana mereka diperlakukan, kurangnya makanan, tidak ada layanan dan tidak ada lsitrik.
"Kami melakukan yang terbaik yang kami bisa dengan instansi lain untuk menanggapi kebutuhan mereka seperti tempat tinggal, air, dan makanan," katanya.
Sekitar 70 ribu orang diperkirakan telah melarikan diri dari Fallujah dan 60 ribu lainnya diharapkan meninggalkan kota dalam beberapa hari ke depan. UNHCR memperkirakan hingga 150 ribu pengungsi membutuhkan bantuan kemanusiaan segera.