Senin 20 Jun 2016 08:47 WIB

14 Remaja Tenggelam karena Terjebak Badai

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Esthi Maharani
Kapal tenggelam - ilustrasi
Kapal tenggelam - ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Sebanyak 14 orang tewas setelah sebuah kapal terbalik di Danai Syamozero, Rusia, Ahad (19/6). Sebagian besar korban adalah remaja yang sedang liburan.

"Sebuah tragedi telah terjadi di Krelia. Duka mendalam saya untuk keluarga dan kerabat mereka," kata Walikota Sergei Sobyanin di akun Twitternya.

Menurut otoritas, kapal terjebak dalam badai di danau. Sebanyak 37 orang berhasil menyelamatkan diri. Sebagian dari mereka ditemukan terdampar. Remaja di dalam kapal kabarnya sedang dalam liburan dari Moskow. Walikota telah mengirim dokter dan psikolog. Empat orang telah ditangkap karena dugaan pelanggaran keselamatan.

Dikutip dari BBC, tim penyelamat mengatakan mereka menerima panggilan darurat sekitar pukul 11.15. Laporan mengatakan kelompok tur berisi 47 remaja dan empat orang dewasa hilang di Danau Syamozero setelah badai. Kru darurat menggunakan perahu dan helikopter untuk mencapai lokasi. Pada Ahad sore, penyidik mengumumkan semua korban adalah remaja berusia antara 12-15 tahun.

Otoritas mengatakan tampaknya mereka mengadakan pesta di perahu. Mereka sedang tinggal di kamp musim panas dekat danau yang merupakan lokasi wisata outdoor populer.

Salah seorang korban selamat adalah remaja perempuan berusia 12 tahun, Yulia. Ia saat itu terdampar di danau dalam keadaan pingsan. Yulia mengatakan ada dua perahu dan satu rakit yang pergi di tengah danau. Kemudian mereka terjebak badai hingga perahu hancur. Yulia pingsan dan baru sadarkan diri di pinggir danau. Ia kemudian berjalan menuju desa Kudama untuk membunyikan alarm peringatan.

Selama perjalanan ia bertemu dengan seorang temannya yang selamat namun bersimbah darah dan tidak bisa bergerak. Setelah tiba di desa, ia bertemu penduduk lokal yang kemudian memberitahu layanan darurat.

Anggota parlemen regional, Alexei Gavrilov mengatakan pada Rossiya 24 bahwa peringatan sudah digaungkan berulang-ulang agar tidak ada yang pergi berperahu di dana. "Mereka tidak boleh pergi ke sana," kata dia, dikutip AP.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement