REPUBLIKA.CO.ID, KINSHASA -- Republik Demokrasi Kongo mendeklarasikan epidemi demam kuning di tiga provinsi, Senin (20/6). Epidemi termasuk di ibu kota Kinshasa. Sebanyak seribu dugaan kasus sedang dimonitor.
Menteri Kesehatan Felix Kabange mengatakan hanya tujuh kasus yang saat ini telah terbukti berasal dari Kongo. Total ada 67 kasus yang dikonfirmasi. Sebanyak 58 kasus lain diimpor dari Angola yang merupakan negara asal wabah.
Dua kasus datang dari area hutan dan tidak terkait dengan wabah saat ini. "Sejauh ini lima orang tewas karena wabah," kata Kabange.
Selain di Kinshasa, provinsi epidemi lain adalah Kongo Central dan Kwango. Kinshasa menjadi fokus utama karena populasinya tinggi, mencapai 12 juta orang. Selain itu, ibu kota ini masih memiliki infrastruktur kesehatan yang minim.
Demam kuning menular melalui nyamuk yang sama dengan penyebaran zika dan demam berdarah. Kata demam kuning berasal dari jaundice yang dirasakan pasien yang terinfeksi. Tubuh korban biasanya berubah menjadi kuning.
Stok vaksin global telah habis tahun ini karena digunakan untuk imunisasi di Angola, Uganda dan Kongo. Ada sekitar enam juta dosis, namun pakar menilai jumlah ini kurang untuk area berpopulasi tinggi ditambah wabah sedang simultan.
Metode pembuatan vaksin dengan telur ayam masih butuh waktu satu tahun. WHO menyarankan menggunakan dosis seperlima dari biasanya. Dosis ini dirasa cukup untuk memberikan imunitas sementara.
"Epidemi di kota besar seperti Kinshasa sulit ditangani," kata perwakilan WHO di Kongo, Yokouide Allarangar. Kampanye pemberian vaksin telah dilakukan di zona berisiko agar sirkulasi virus bisa dicegah.