Selasa 21 Jun 2016 15:29 WIB

Ketika Ogoh-Ogoh Memukau Pengunjung Dark Mofo Festival 2016

 Atraksi ogoh ogoh sebelum pembakaran.
Foto: KBRI Canberra
Atraksi ogoh ogoh sebelum pembakaran.

REPUBLIKA.CO.ID, TASMANIA -- Puluhan ribu pengunjung di kota Hobart, Tasmania akhir pekan lalu hening sekaligus terpana ketika menyaksikan ogoh-ogoh yang berupa naga laut terbakar.  

Di dalam perut naga laut inilah sebelumnya lebih dari 10 ribu penyesalan dan rasa takut ditulis dan dimasukkan oleh para pengunjung Dark Mofo Festival yang berlangsung 10-21 Juni dengan harapan kekhawatiran itu hilang bersama dengan terbakarnya ogoh-ogoh.

Sebelum dibakar, ogoh-ogoh ini bersama dengan dua ogoh-ogoh lainnya berbentuk makhluk jahat dan binatang diarak oleh ratusan gabungan antara masyarakat Indonesia dan Tasmania mulai dari Salamanca Place menuju Dark Park di Macquarie Point yang berjarak sekitar 1,3 km dan diiringi belasan ribu penonton.

Ogoh-ogoh,  Bambu gila dan Gamelan yang menjadi atraksi utama pada rangkaian acara penutupan festival ini merupakan hasil kerja sama antara pemerintah Tasmania, museum Mona, panitia Dark Mofo, Taste of Tasmania, University of Tasmania dengan Kementerian  Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia, Kementerian Pariwisata, KBRI Canberra dan Konjen Melbourne.

Selama festival berlangsung, The Asia Institute Tasmania  juga telah melaksanakan workshop budaya Indonesia yang diikuti oleh 400 siswa sekolah di Tasmania. Untuk menjadi atraksi utama pada penutupan festival ini, tiga seniman sengaja didatangkan langsung dari Bali dan tinggal selama dua bulan di Hobart untuk membuat ogoh-ogoh sekaligus melatih Tari Kecak. 

Demikian juga para penari Bambu gila didatangkan langsung dari Ambon.

Sebelum dibakar, ogoh-ogoh yang diletakkan di panggung utama ini menyajikan atraksi spektakuler berkolaborasi secara harmonis dengan grup Chorus dan penari lokal Tasmania dan American 32 piece percussion orchestra Itchy-O.

I Ketut Rina seniman Bali beraksi secara spektakuler sambil menunggang naga laut bergerak dinamis mengikuti ritme musik dan dikelilingi para pembawa obor sekaligus pengusir roh jahat ini berhasil membuat perasaan belasan ribu penonton hanyut terbawa suasana sakral.

Setelah I Ketut Rina turun dari punggung naga, Ketut yang berambut panjang terurai ini terlibat drama spektakuler dengan para penari kecak dengan permainan bola api yang berujung pada pembakaran ogo- ogoh naga laut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement