REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Perdana Menteri Inggris David Cameron mengumumkan pengunduran dirinya setelah publik Inggris memilih keluar dari Uni Eropa.
"Keinginan rakyat Inggris adalah instruksi yang harus dijalankan," ujar Cameron dengan suara yang bergetar menahan emosi, dikutip dari The Guardian, Jumat (24/6).
Cameron didampingi istrinya Samantha. Dia berjanji tetap berada di jabatannya hingga musim gugur atau Oktober mendatang untuk mengendalikan negara.
"Menurut saya tidak benar rasanya tetap menjadi kapten yang menakhodai negara ini ke tujuan berikutnya," katanya.
Dia mengatakan telah berbicara dengan Ratu Elizabeth. Pengumumannya yang dramatis itu terjadi setelah pound anjlok.
"Saya merasa terhormat telah menjadi perdana menteri negara ini selama enam tahun," ujarnya.
Tim Cameron di Downing Street syok dan putus asa mengingat hasil referendum yang tipis. Hasil sementara menunjukkan wWarga Inggris yang memilih keluar dari Uni Eropa sebesar 51,9 persen dan yang memilih untuk tetap berada dalam Uni Eropa sebesar 48,1 persen.