Jumat 24 Jun 2016 17:46 WIB

Jepang Cemaskan Keputusan Inggris Tinggalkan Uni Eropa

Menteri Keuangan Jepang Taro Aso
Foto: EPA/FRANCK ROBICHON
Menteri Keuangan Jepang Taro Aso

REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Pemerintah Jepang pada Jumat (24/6) menyatakan kekhawatirannya atas hasil referendum Inggris meninggalkan Uni Eropa karena dengan cepat mempengaruhi pasar saham dan valuta asing.

Menteri Keuangan dan Wakil Perdana Menteri Taro Aso mengatakan kepada wartawan setelah kubu meninggalkan Inggris memenangkan jajak pendapat. "Jepang sangat khawatir atas risiko-risiko ekonomi, keuangan dan pasar bursa global," katanya.

Ia menambahkan pemerintah akan memantau situasi lebih cermat dan terus mengambil langkah-langkah bila diperlukan sehingga gerakan volatil tidak berlanjut. Pada Jumat, saham-saham Tokyo berakhir melemah tajam dengan indeks acuan Nikkei 225 kehilangan hampir delapan persen karena Brexit, menandai penurunan terburuk dalam lebih dari 16 tahun.

Baca: Irlandia Gelar Sidang Kabinet Darurat Terkait Brexit

Indeks Nikkei 225 di Bursa Efek Tokyo jatuh 1.286,33 poin, atau 7,92 persen dari tingkat penutupan Kamis menjadi 14.952,02, setelah sempat jatuh lebih dari delapan persen pada pembukaan sesi sore.

Indeks Topix dari seluruh saham papan utama juga jatuh 94,23 poin atau 7,26 persen menjadi berakhir di 1.204,48. Di pasar valas, yen Jepang sempat mencapai rekor tertinggi dalam lebih dari dua setengah tahun terhadap dolar AS di zona 99 yen, naik sekitar lima yen dari sesi pagi.

Bank sentral Jepang, Bank of Japan (BoJ) mengatakan ia akan bersiap menyediakan likuiditas yang cukup, termasuk memanfaatkan swap arrangement dengan Amerika Serikat dan bank-bank sentral Eropa untuk menjamin stabilitas pasar keuangan, menurut laporan lokal.

Gubernur BOJ Haruhiko Kuroda mengatakan dalam sebuah pernyataan BOJ akan terus memantau secara hati-hati bagaimana hasil (referendum) mempengaruhi pasar keuangan global bekerja sama dengan pihak berwenang dalam dan luar negeri yang relevan.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement