Jumat 24 Jun 2016 17:57 WIB

Kapal Perang Canggih Indonesia Diminta Bersiaga di Laut Cina Selatan

Rep: Lintar Satria/ Red: Teguh Firmansyah
Presiden Joko Widodo meninjau KRI Imam Bonjol 383 usai memimpin rapat rapat terbatas tentang Natuna di atas kapal perang tersebut saat berlayar di perairan Natuna, Kepulauan Riau, Kamis (23/6).
Foto: Antara/Setpres-Krishadiyanto
Presiden Joko Widodo meninjau KRI Imam Bonjol 383 usai memimpin rapat rapat terbatas tentang Natuna di atas kapal perang tersebut saat berlayar di perairan Natuna, Kepulauan Riau, Kamis (23/6).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Syaifullah Tamliha, anggota DPR Komisi I mengatakan, ancaman perang konvensional di Laut Cina Selatan semakin nyata. Karena itu Indonesia harus menguatkan pertahananya di wilayah tersebut.

Syaifullah mengatakan Indonesia baru saja membeli kapal perang dari Inggris. Kapal tersebut merupakan alustista yang canggih.  "Khusus untuk militer arahkan moncong amunisi kita di Laut Cina Selatan," kata Politisi Partai Persatuan Pembangunan (PPP) ini mengatakan , Jumat (24/6).

Syaifullah mengatakan, kapal perang yang dibeli dari Inggirs ini KRI 357 Bung Tomo dan KRI 358 John Lie. Syaifullah menilai dua kapal perang ini mempunyai speksifikasi yang bagus, kecepatan tinggi dan kemampuan manuver yang baik.

Baca juga,  Indonesia Protes, Kemunculan Kapal Cina di Laut Cina Selatan.

Tapi dua kapal ini masih ditempatkan di Surabaya. Menurut Syaifullah lebih baik dua kapal tersebut beroperasi di Laut Cina Selatan dibandingkan enam kapal lama yang selama ini berpatroli di kawasan tersebut. Syaifullah menilai dua kapal ini akan dapat dengan mudah mendeteksi dan mengejar kapal-kapal yang mencurigakan.  "Dari enam kapal lama, nyalahinnya aja lama katanya," katanya.

Syaifullah mengatakan saat ini  Cina sedang membangun pulau reklamasi di sekitar Laut Cina Selatan. Di pulau tersebut Cina  membangun landasan udara sepanjang 3 kilometer.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement