REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hasil referendum Brexit atau Inggris keluar dari Uni Eropa mencatat perolehan 52 persen agar Inggris keluar dari Eropa.
Fisikawan Stephen Hawking dan lebih dari 150 rekannya di Royal Society menyebut Brexit sebagai sebuah bencana bagi pengembangan sains di Inggris. Dalam sebuah surat kepada The Times, mereka merasa khawatir tentang pendanaan riset dan kolaborasi penelitian di masa depan.
"Investasi dalam ilmu adalah penting untuk kemakmuran jangka panjang. Investasi di bidang infrastruktur, pertanian atau manufaktur dan pergerakan ilmuwan untuk sains semua itu berhubungan dengan ekonomi pasar," kata para peneliti dalam surat tersebut.
Hampir 2.000 peneliti hidup di Uni Eropa. Sebanyak 83 persen mereka mendukung Inggris untuk tetap menjadi bagian dari Uni Eropa. Para peneliti ini menyatakan keprihatinannya bahwa Brexit akan membahayakan ilmu pengetahuan baik di Inggris sendiri maupun Uni Eropa pada umumnya.
Hasil referendum menyatakan Inggris menarik diri dari keanggotaan Uni Eropa setelah bergabung selama 43 tahun. Hampir semua hasil pemungutan suara sudah dihitung, lebih dari 17 juta warga memilih Inggris mencabut keanggotaan di Uni Eropa.
Sedangkan, sekitar 16 juta lainnya memilih tetap menjadi bagian dari Uni Eropa. Hasil resmi dikutip dari media lokal. Inggris pun menjadi negara pertama yang keluar dalam sejarah 60 tahun keberadaan kelompok Eropa itu.