Sabtu 25 Jun 2016 11:14 WIB

Putin Kunjungi Cina Bahas Perluasan Kerja Sama Bilateral

Presiden Rusia Vladimir Putin (tengah) berbincang dengan Presiden Cina Xi Jinping (kanan). Tampak Presiden Korsel Park Geun-hye duduk di kiri di Gerbang Tiananmen menyaksikan parade militer memperingati 70 tahun kekalahan Jepang dalam Perang Dunia II, Kami
Foto: AP
Presiden Rusia Vladimir Putin (tengah) berbincang dengan Presiden Cina Xi Jinping (kanan). Tampak Presiden Korsel Park Geun-hye duduk di kiri di Gerbang Tiananmen menyaksikan parade militer memperingati 70 tahun kekalahan Jepang dalam Perang Dunia II, Kami

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Presiden Rusia Vladimir Putin memulai kunjungan sehari di Cina untuk memantapkan kemitraan strategis kedua negara yang telah terjalin sejak dua dekade silam. Pernyataan resmi Kementerian Luar Negeri Cina menyebut Putin dijadwalkan diterima Presiden Xi Jinping di Balai Agung Rakyat, Sabtu (25/6) sore.

Kedua pimpinan negara akan membicarakan hubungan baik kedua negara serta sejumlah isu aktual, dirangkai dengan penandatanganan 30 nota kerja sama bidang transportasi, kerja sama militer, infrastruktur, energi , dan ruang angkasa.

Kedua pimpinan negara juga akan membahas inisiasi Satu Sabuk Satu Jalan (One Belt, One Road/OBOR) guna mempererat hubungan serta kerja sama kedua negara.

Presiden Putin dalam wawancara dengan Presiden Kantor Berita Xinhua di St Petersburg mengatakan Rusia dan Cina akan terus memperluas dan memperdalam kerja sama serta hubungan baik, guna mendukung kemitraan strategis yang produktif dalam menghadapi berbagai tantangan global.

Rusia dan Cina selain mitra strategis, kedua negara juga telah menandatangani perjanjian persahabatan dan kerja sama pada 15 tahun silam.

Kunjungan Putin pada Sabtu, merupakan yang keempat kalinya, sejak Xi Jinping menjadi presiden pada 2013. Putin juga menargetkan adanya peningkatan kerja sama perdagangan. Di bidang infrastruktur, kedua negara telah memiliki kesepakatan pembangunan jalur kereta api cepat antara Moskow-Kazan. Jalur sepanjang 770 kilometer tersebut dikerjakan bersama Rusia dan Cina dan diharapkan mampu mengurangi waktu tempuh dari 12 jam menjadi tiga setengah jam.

"Ini merupakan proyek yang dapat menjadi tonggak bagi kedua negara dibidang kerja sama infrastruktur yang lebih dalam di masa datang," kata Putin.

Kerja sama ruang angkasa, Rusia dan Cina akan membahas lebih lanjut produksi bersama pesawat berbadan lebar jenis baru dan helikopter.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement