REPUBLIKA.CO.ID, MELBOURNE -- Perdana Menteri Australia, Malcolm Turnbull, telah berupaya untuk meyakinkan warga Australia bahwa ekonomi lokal yang dikelola oleh pemerintahannya mampu menahan ketidakstabilan apapun di pasar global, menyusul keputusan Inggris untuk meninggalkan Uni Eropa (EU).
Di tengah kampanye Pemilu Australia, komentar referendum Inggris dari PM Turnbull dan Pemimpin Oposisi Bill Shorten telah diamati. Namun, keduanya telah menyatakan pendapat Inggris harus tetap menjadi bagian dari EU.
"Warga Australia, saya akui, akan prihatin dengan ketidakpastian dan ketidakstabilan di pasar global, kejatuhan mata uang, termasuk dolar Australia dan di pasar ekuitas," utara PM Turnbull.
"Sangat penting untuk mengingat bahwa ekonomi Australia kuat dan tangguh, dan telah melewati guncangan global sebelumnya dan melewatinya dengan baik," sambung sang PM.
Ia mengatakan, keputusan itu juga tak akan merusak hubungan khusus antara Australia dan Inggris.
"Saya tak ragu bahwa pada waktunya, Pemerintah Inggris akan menegosiasikan kepergian yang memuaskan dari Uni Eropa. Ini bisa memakan waktu beberapa tahun, dan sementara itu, saya tak ragu bahwa hubungan kami dengan Inggris -yang sedekat mungkin yang bisa dijalin dua negara -akan terus berlanjut positif dan intim seperti sebelumnya,” jelasnya.
PM Turnbull menerangkan, "Begitu pula dengan Eropa, kami telah melakukan negosiasi perjanjian perdagangan bebas Eropa, dan membangun hubungan yang kuat dengan negara-negara di dataran Eropa, khususnya Perancis dan Jerman, dan saya yakin bahwa negosiasi kami terhadap perjanjian perdagangan bebas dengan Uni Eropa akan dilanjutkan.”
"Jadi tak ada alasan bagi warga Australia untuk khawatir dengan perkembangan ini," sambung Malcolm Turnbull.
Terlepas dari komentar PM Turnbull, Bursa Efek Australia segera merasakan dampak dari gelombang instabilitas global – yang menunjukkan 50 miliar dolar (setara Rp 500 triliun) telah terhapus dari nilai indeks ASX200.
PM Turnbull menggunakan Brexit untuk mengeluarkan materi kampanye -bahwa satu-satunya partai yang mampu menahan terjangan global seperti itu adalah koalisinya.
Menteri Keuangan Australia, Scott Morrison juga menekankan kecilnya implikasi ekonomi dari keputusan itu untuk Australia.
"Sungguh penting saya pikir, bahwa kepala dingin menang dalam situasi ini dan bahwa kami menunggu hasil akhir dan bahwa kami terus lanjut dengan rencana kami, maksud saya implikasi untuk Australia secara potensi itu minimal" pendapatnya.
Bill Shorten diharapkan segera mengomentari keputusan Brexit.