Selasa 28 Jun 2016 16:34 WIB

Menlu: Tujuh WNI yang Disandera dalam Kondisi Baik

Penyanderaan 7 WNI di Filipina. Menteri Luar Negeri Retno Marsudi memberikan paparan saat konferensi pers terkait penyanderaan WNI di wilayah Filipina, Jakarta, Jumat (24/6).
Foto: Republika/ Wihdan
Penyanderaan 7 WNI di Filipina. Menteri Luar Negeri Retno Marsudi memberikan paparan saat konferensi pers terkait penyanderaan WNI di wilayah Filipina, Jakarta, Jumat (24/6).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Retno LP Marsudi menyampaikan pihaknya telah mendapat kabar bahwa tujuh anak buah kapal (ABK) Indonesia yang disandera oleh kelompok bersenjata di wilayah perairan Filipina selatan masih dalam keadaan baik.

"Sejak pernyataan terakhir pada 24 Juni lalu, komunikasi dan koordinasi terus dilakukan secara intensif dengan berbagai pihak di Indonesia maupun di Filipina. Dari hasil komunikasi dan koordinasi diperoleh informasi bahwa tujuh ABK WNI dalam keadaan baik," kata Menlu Retno di Kantor Kementerian Luar Negeri di Jakarta, Selasa (28/6).

Menlu Retno menjelaskan, ketujuh ABK sebelumnya dikabarkan disandera oleh dua kelompok yang berbeda, namun berdasarkan perkembangan informasi, saat ini para sandera ABK sudah berada di dalam satu kelompok. "Namun, mereka (para ABK yang disandera) terkadang dipindahkan dan dipecah dalam dua kelompok. Kelompok penyandera masih terus berpindah dan diperkirakan masih di sekitar Pulau Jolo," ungkap dia.

Menlu Retno mengatakan, pihak Kemlu RI terus menyampaikan perkembangan informasi mengenai keadaan yang dialami para ABK yang disandera kepada keluarga. "Dari waktu ke waktu, Kemlu tentu akan terus menyampaikan informasi mengenai perkembangan situasi kepada keluarga," ujar dia.

Pada kesempatan itu, Menlu RI juga menyebutkan bahwa pada Sabtu (25/6) kapal tugboat Charles telah tiba di pelabuhan Semayang, Balikpapan bersama enam ABK yang dilepas oleh kelompok bersenjata di Filipina selatan.

Menurut dia, sejak tiba di Balikpapan keenam ABK yang tidak ikut disandera itu telah membantu memberi keterangan kepada TNI Angkatan Laut terkait peristiwa penyanderaan ABK lainnya.

"Keterangan telah diberikan dan berdasarkan beberapa informasi dari keenam ABK itu diketahui bahwa rute kapal adalah dari Tagoloan, Cagayan, Mindanao dan menuju ke Samarinda. Keenam ABK juga membenarkan bahwa telah terjadi dua kali pengambilan sandera. Pertama, tiga orang, dan kedua diambil empat orang ABK lainnya," kata Retno.

"Penyandera pertama terdiri dari lima sampai enam orang bersenjata, dan penyandera kedua terdiri dari delapan sampai 10 orang dengan menggunakan senjata," lanjut dia.

Retno kembali menegaskan bahwa Pemerintah Indonesia akan melakukan semua cara yang memungkinkan untuk membebaskan para ABK yang disandera tersebut melalui kerja sama dengan berbagai pihak, termasuk pemerintah Filipina.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement