REPUBLIKA.CO.ID, SINGAPURA -- Menteri Pertahanan Singapura Ng Eng Hen, Kamis (30/6) segera memutuskan pembelian sejumlah helikopter militer baru dengan perkiraan anggaran satu miliar dolar AS.
Negara kota kecil itu mempunyai anggaran militer terbesar di Asia Tenggara pada saat Cina meningkatkan tindakan angkuh dalam sengketa di Laut Cina Selatan, sehingga negara di kawasan tersebut meningkatkan belanja pertahanan.
Singapura membekukan rencana mengganti 32 helikopter super puma yang sudah menua setelah pada 29 April terjadi kecelakaan pesawat sipil super puma dari Airbus, sementara jenis militer pesawat itu adalah helikopter terdepan yang akan memenangkan pembelian.
Negara kota itu merupakan nasabah incaran, ketika diketahui bakal mengumumkan rencana akhir pembelian pada paruh pertama tahun ini, setelah mempelajarinya selama 18 bulan. "Kami sedang melakukan tahap akhir evaluasi untuk penggantian. Kami akan segera mengumumkannya," kata Ng kepada wartawan.
Namun, menteri itu tidak memberikan ancer-ancer waktunya. Persaingan untuk memenangkan kontrak terjadi antara helikopter Airbus dan perusahaan Italia Leonardo Finmeccanica. Itu ujian penting pertama untuk memulihkan kepercayaan diri setelah kecelakaan menewaskan 13 warga Norwegia.
"Manakala ada perkembangan, komite evaluasi akan melihatnya. Anda tidak bisa mengabaikannya dan itu bisa terjadi pada semua program," kata Ng.
Armada jet tempur F15 dan F16 Singapura yang ada saat ini sudah memenuhi kebutuhan, kata Ng, meskipun para ahli mengharapkan negara itu untuk memesan jenis pesawat tempur penyerang gabungan, Lockheed F-35 pada akhir dasawarsa ini.
"Kami menyaksikannya, tetapi tidak terburu-buru, dan belum ada kepastian waktu yang kita perlukan untuk suatu penilaian," kata Ng.
Negara kecil itu juga mempelajari helikopter pengangkat taktis untuk menggantikan jenis Chinooks dari Boeing. Singapura dapat meningkatkan kemampuan pertahanan udara selain pembelian helikopter dengan memperluas pangkalan udara di Tengah dan Changi menjadi "pangkalan udara pintar" yang berpotensi disiapkan untuk meluncurkan pesawat udara dan memulihkannya dengan sistem otomatis.
Dua kapal selam baru jenis 218SG produksi dari perusahaan Jerman ThyssenKrupp akan melengkapi armada negeri itu pada 2020. Untuk perlindungan dari serangan teror, Singapura akan membentuk satu Pasukan Tentara Penyebar terlatih dengan kekuatan setara satu batalion militer yang dapat menanggapi keadaan dalam hitungan menit.