REPUBLIKA.CO.ID, MANBIJ -- Kelompok militan Negara Islam pada Sabtu (2/7) mendorong kembali pasukan yang didukung Amerika Serikat. Pasukan tersebut mencoba maju ke kubu Manbij untuk pertama kalinya sejak serangan besar untuk menguasai kota dan memotong akses strategis militan ke Turki.
Pasukan Demokratik Suriah (SDF) terdiri dari pejuang Kurdi, Arab dan didukung oleh kekuatan udara koalisi pimpinan AS. Kelompok yang memerangi ISIS dan dibantu oleh pasukan khusus AS, telah terlibat dalam operasi Manbij untuk menutup trayek terakhir mereka dari perbatasan Suriah-Turki.
Observatorium Suriah untuk HAM yang berbasis di Inggris menegaskan militan telah mengusir tentara SDF dari distrik utama selatan kota. Kawasan tersebut telah menjadi tempat pertempuran sengit setelah pembom bunuh diri meledakkan sebuah mobil berisi bahan peledak.
Para militan juga merebut kembali sebuah desa di barat laut kota.
Seorang juru bicara SDF, bagaimanapun membantah laporan yang mengatakan mereka telah ditarik kembali dari posisi dalam kota. Ia juga mengatakan kampanye untuk mengalahkan militan akan berlanjut sampai mereka membebaskan Manbij.
"Saya menekankan bahwa kami belum munudr selangkah dan semua posisi kami berada di bawah kendali kami," ujar Sharfan Darwish, juru bicara SDF- sekutu Dewan Militer Manbij.
Kerugian Manbij akan menjadi pukulan besar bagi para militan karena kepentingan strategis. Manbij merupakan saluran untuk transit para militan asing dan ketentuan yang berasal dari perbatasan Turki.
Operasi Manbij menandai kemajuan paling ambisius oleh kelompok yang bersekutu dengan Washington di Suriah sejak AS meluncurkan kampanye militer terhadap ISIS dua tahun lalu.