REPUBLIKA.CO.ID, CANBERRA -- Perdana Menteri Australia, Malcolm Turnbull hampir dipastikan tetap berada di posisi kepemimpinan, Jumat (8/7). Australia menggelar pemilihan nasional untuk mendapatkan kursi pemerintahan.
Koalisi percaya diri akan memperoleh 76 kursi yang artinya memperlebar kekuasaan. Sementara pemimpin partai Buruh, Bill Shorten mengaku kebobolan dan mengakui kekalahan.
Meski mayoritas akan diamankan dengan mudah, Turnbull jauh dari perayaan. Ia menghabiskan waktu fokus pada mengamankan dukungan dari 'sekutu baru'. Pasalnya ia menghadapi kesulitan secara praktik untuk memimpin parlemen baru ketika ketegangan di internal Koalisi masih tinggi.
Pada Jumat, Cathy McGowan dari Independen dan Andrew Wilkie bergabung dengan Bob Katter mendukung pemerintahan Turbull. Sementara Nick Xenophon dari South Australian yang merupakan salah satu anggota parlemen belum membuat deklarasi dukungan kemana pun. "Kami ingin membawa sejumlah isu dulu," kata Xenophon dikutip Guardian.
Sementara Katter menegaskan pada Turnbull bahwa dukungan terhadapnya tergantung pada isu yang dibawanya. Seperti proyek irigasi di Queensland, jalur kereta di Galilee Basin, hak lahan untuk Indigenous Australian di Cape York.
"Malcolm Turnbull menunjukan bahwa ia tulus ingin mengembangkan infrastruktur," kata Katter. Ia mengatakan tak akan ragu menarik dukungan jika sejumlah isu tidak berjalan semestinya.
Pada Jumat sore, perhitungan suara terakhir membuat Koalisi mengamankan 72 kursi. Satu kursi lagi, Gilmore di New South Wales diprediksi akan menambah jumlah kursi jadi 73. Koalisi butuh 76 kursi untuk membuatnya jadi mayoritas di pemerintahan. Partai Buruh telah mengamankan 66 kursi namun nampak tidak akan mencapai target.