Ahad 10 Jul 2016 08:17 WIB

NATO akan Berikan Pesawat Pengintai untuk Negara-Negara MENA

Rep: Gita Amanda/ Red: Winda Destiana Putri
NATO
Foto: [ist]
NATO

REPUBLIKA.CO.ID, WARSAWA -- Negara-negara anggota NATO sepakat meningkatkan dukungan militer kepada negera-negara Middle East and North Africa (MENA) yang pemerintahannya dalam konflik melawan kelompok bersenjata seperti Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).

Para pemimpin NATO juga sepakat meluncurkan misi angkatan laut baru di Laut Mediterania.

"Hari ini kami telah mengambil keputusan untuk memperkuat mitra kami dan memproyeksikan stabilitas di luar perbatasan kami," kata Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg kepada wartawan di pertemuan puncak NATO di Warsawa.

Ia mengatakan jutaan orang di Afrika dan Timur Tengah telah menjadi tunawisma dan tak berdaya dengan kehadiran kelompok bersenjata seperti ISIS. Kelompok-kelompok militan juga harus disalahkan atas sejumlah serangan di Eropa dan Amerika Serikat.

Stoltenberg mengatakan NATO akan memulai misi pelatihan dan peningkatan kapasitas untuk angkata bersenjata Irak di Irak yang sedang menjadi pusat perlawanan terhadap ISIS. NATO juga bekerja sama untuk mendirikan pusat intelijen di Tunisia dan akan memberikan dukungan untuk pasukan operasi khusus Tunisia.

Presiden Barack Obama dan pemimpin dari 29 negara anggota NATO lainnya juga dilaporkan setuju dengan prinsip pesawat pengawasan untuk memberikan dukungan langsung pada koalisi pimpinan AS melawan ISIS di Suriah. Keputusan ini menurut para pemimpin NATO merupakan sinyal jelas bahwa mereka memutuskan membantu mengatasi terorisme.

Diplomat NATO mengatakan, mereka memperkirakan pesawat pengawas AWACS dari aliansi akan mulai diterbangkan musim gugur ini.

NATO juga akan meluncurkan operasi maritim baru di Mediterania yang disebut Operation Sea Guardian yang mencakup tanggung jawab untuk operasi kontraterorisme.

NATO juga bekerja sama dengan Uni Eropa menghentikan kegiatan penyelundupan manusia. Sebab hal itu telah memicu krisis pengungsi terbesar di Eropa sejak Perang Dunia II.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement