REPUBLIKA.CO.ID, REPUBLIKA.CO.ID, BRAUNAU -- Pemerintah Austria secara resmi menyita rumah kelahiran Adolf Hitler. Hal ini dilakukan untuk mencegah kembali munculnya benih-benih gerakan neo-Nazi.
Pemerintah telah melakukan negosiasi selama bertahun-tahun dengan pemilik bangunan yang berada di Braunau am Inn tersebut, tapi hasilnya nihil. "Keputusan ini diperlukan karena Republik ingin mencegah rumah ini menjadi 'situs kultus' untuk neo-Nazi," kata Menteri Dalam Negeri Austria Wolfgang Sobotka, seperti dilansir BBC, Rabu (13/7).
Sobotka berharap bangunan tersebut bisa dihancurkan. Namun, ada usul yang menyebutkan bangunan tersebut lebih bermanfaat jika dijadikan museum atau supermarket daripada dihancurkan.
Pengelola rumah tersebut, Gerlinde Pommer, menerima 3.800 poundsterling per bulan atau setara Rp 66 juta untuk menjaga agar rumah tersebut tetap kosong. Ia dengan konsisten menolak bangunan tersebut untuk dibangun kembali atau menjualnya atau digunakan untuk keperluan komersial.
Rumah itu adalah tempat Hitler dilahirkan pada 20 April 1889. Bangunan dua lantai itu tampak kotor dengan dinding kekuningan pudar. Warga yang melintas kadang iseng mencungkil dinding rumah tersebut untuk dijadikan cinderamata.
Jika dilihat dari luar, rumah yang terletak di negara bagian Oberoesterreich tersebut tak ubahnya rumah biasa lainnya. Hanya, yang membedakannya adalah sebuah prasasti yang berdiri di depan rumah tersebut dengan tulisan, "Demi perdamaian, kebebasan, dan demokrasi, jangan pernah lagi ada Fasisme. Kematian jutaan orang jadi peringatan". Nama Hitler bahkan tidak disebut sama sekali.
Hitler hijrah ke Jerman untuk memimpin Nazi pada 1933 hingga kematiannya pada akhir Perang Dunia II pada 1945. Dalam rezimnya, ia bertanggung jawab atas kematian jutaan orang.