REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesia akan menghadiri Asia-Europe Meeting Summit (ASEM) ke-11 yang diselenggarakan di Ulaanbaatar, Mongolia pada 15-16 Juli 2016. Wakil Menteri Luar Negeri AM Fachir akan mendampingi Wakil Presiden RI Jusuf Kalla di sana.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri RI Arrmanatha Nasir mengatakan konferensi ini juga menandakan ulang tahun kerja sama ASEM yang ke-20. ASEM dibentuk pada 1996 dengan 53 negara anggota.
"Tujuan konferensi ini adalah memperkuat kerja sama ASEM dan membahas rencana pembentukan ASEM Center," kata Arrmanatha di Jakarta, Kamis (14/7).
Selain itu, sejumlah isu strategis juga akan masuk dalam agenda seperti perubahan iklim, perdagangan, terorisme hingga keadaan politik global. Menurut Tata, Indonesia akan mengangkat isu kerja sama otonomi dan konektivitas ASEM.
Tak hanya dalam infrastruktur, namun juga ekonomi digital hingga hubungan antarwarga anggota. Kerja sama juga akan ditingkatkan di bidang pendidikan.
Dalam pertemuan ASEM, akan ada sejumlah pertemuan bilateral. Indonesia sedang mencoba mengatur pertemuan dengan Belanda, Myanmar, Ceska, Estonia dan Jepang.
ASEM terdiri dari 53 negara, diantaranya 21 negara Asia dan 30 negara Eropa. ASEM memberikan platform dialog untuk membahas masalah-masalah yang mencakup kepentingan bersama, seperti reformasi PBB, senjata pemusnah massal, terorisme, migrasi hingga negosiasi WTO.
Gabungan keanggotaan ASEM mempresentasikan 60 persen GDP dunia dan 60 persen perdagangan dunia. Konferensi ASEM ke-11 ini memiliki tema "20 Years of ASEM: Partnership for the Future Through Connectivity".
Meski sejumlah isu strategis akan dibahas, namun Arrmanatha mengatakan Laut Cina Selatan tidak ada dalam agenda.