Kamis 14 Jul 2016 19:04 WIB

Papua Barat Merdeka Ditolak MSG, Kemenangan Diplomasi Indonesia

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Teguh Firmansyah
Menko Polhukam Luhut Binsar Pandjaitan.
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Menko Polhukam Luhut Binsar Pandjaitan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Organisasi Papua Barat Merdeka (UMLWP) ditolak oleh negara negara anggota Melanesia Spreadhead Group untuk menjadi anggota penuh di pertemuan tingkat tinggi tersebut.

Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan, Luhut Binsar Panjaitan mengatakan, penolakan UMWLP menjadi anggota penuh tersebut merupakan sikap positif dari negara-negara MSG.

Luhut mengatakan, pada pertemuan itu Indonesia yang diwakili oleh delegasi Kementerian Luar Negeri bisa meyakinkan negara negara MSG agar tidak melibatkan UMLWP bergabung dalam MSG. Indonesia, kata ia, sudah mengajukan diri kepada MSG untuk menjadi anggota penuh.

"Ini salah satu kemenangan Indonesia. Kita kerja keras secara holistik. Posisi Indonesia di MSG kemarin itu sangat baik," ujar Luhut di Kantor Kemenkopolhukam, Kamis (14/7).

Hal tersebut juga diakui oleh Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi. Retno mengatakan, pertemuan tersebut sepakat tidak melibatkan UMLWP menjadi anggota tetap. Hal ini semakin menguatkan posisi Indonesia dalam diplomasi.

Ia juga mengatakan, sampai kapanpun Papua Barat akan tetap menjadi bagian dari Indonesia, selamanya. Retno mengatakan, sudah banyak hal dan progresifitas yang dilakukan oleh negara untuk memakmurkan Papua Barat.

"Papua adalah milik Indonesia and it will remain to be our part forever," ujar Retno saat ditemui di Kantor Kemenkopolhukam, Kamis (14/7).

Baca juga, Indonesia Pantau Manuver Gerakan Papua Barat di MSG.

Direktur Jenderal Asia Pasifik dan Afrika Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia, Desra Percaya mengatakan pertemuan MSG tersebut juga bersepakat untuk membahas lebih lanjut pedoman keanggotaan yang akan diselesaikan pada September 2016 di Port Vila, Vanuatu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement