Kamis 14 Jul 2016 20:16 WIB

Nigeria Butuh Dana Darurat Cegah Kelaparan

Warga dari Bama meninggalkan rumah mereka untuk mengungsi di sebuah sekolah di Maiduguri, Nigeria, Selasa, 9 September 2014. Mereka menyelamatkan diri dari Boko Haram.
Foto: AP Photo/Jossy Ola
Warga dari Bama meninggalkan rumah mereka untuk mengungsi di sebuah sekolah di Maiduguri, Nigeria, Selasa, 9 September 2014. Mereka menyelamatkan diri dari Boko Haram.

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Kantor PBB bagi Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA) pekan ini menekankan dana darurat diperlukan buat bagian timur-laut Nigeria sebab rombongan kemanusiaan telah mengungkapkan tingkat kekurangan gizi parah dan kondisi seperti kemarau di negara bagian Borno.

Sebanyak 221,6 juta dolar AS diperlukan untuk menanggapi kebutuhan kemanusiaan mendesak di Lembah Danau Chad, yang meliputi bagian timur-laut Nigeria, antara saat ini dan akhir September, kata Juru Bicara PBB Stephane Dujarric dalam satu taklimat di Markas Besar PBB, New York.

Di Borno, terutama di 15 kamp satelit, tempat tinggal sebanyak 275 ribu orang, sayap bantuan PBB telah mengeluarkan peringatan. Menurut laporan OCHA, kamp itu berada di daerah tidak aman dan sulit dicapai, banyak orang masih berada di berbagai tempat konflik masih berkecamu.

Pelaku kemanusiaan bekerja sama dengan Pemerintah Nigeria untuk menyediakan bantuan yang diperlukan segera. Dana Anak PBB (UNICEF) dan mitranya di daerah yang baru bisa dijangkau di  Borno telah melaporkan tingkat mengerikan kekurangan gizi sangat akut.

Pada 27 Juni, Pemerintah Nigeria mengumumkan kondisi pangan dan gizi di negara bagian tersebut, dan dana PBB yang mendukung reaksi kemanusiaan cepat, yang dikenal sebagai Dana Reaksi Darurat Sentral (CERF), mengucurkan 13 juta dolar AS untuk menyediakan bantuan penyelamat nyawa buat 250 ribu orang di wilayah yang dilanda konflik.

Situasi di Lembah Danau Chad telah menjadi topik pembahasan dalam dialog regional dan di Markas Besar PBB, New York. Sebanyak 3,8 juta orang saat ini menghadapi kondisi rawan pangan parah di seluruh Lembah tersebut, tempat puncak musim diperkirakan terjadi sekarang di banyak bagian.

Konflik telah menambah parah dampak curah hujan yang tidak merata dan faktor lain lingkungan hidup yang menghambat produksi pangan yang bagus. Orang yang dipaksa meninggalkan rumah mereka termasuk yang paling parah terpengaruh oleh kekurangan pangan yang meningkat.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement