REPUBLIKA.CO.ID, LAHORE -- Salah satu anggota pendiri kelompok militan Pakistan, Lashkar e-Taiba, Hafiz Saeed mengungkapkan Amerika Serikat (AS) telah mendukung terjadinya kekerasan di Kashmir. Selama ini, di wilayah pegunungan itu konflik antara Pakistan dan India terjadi.
Saeed mengatakan AS memberi kesempatan kepada India untuk melancarkan seragan di Kashmir. Puluhan orang telah tewas di wilayah itu setelah pasukan keamanan India membunuhh salah seorang kepala kelompok militan tersebut.
"Tindakan AS hanya akan menyebabkan peningkatan kekerasan. AS mendukung penindasan terjadi dan bersama dengan India," ujar Saeed dalam sebuah wawancara dengan AP, Kamis (14/7).
AS memasukkan Saeed dalam daftar teroris. Dia adalah orang nomor satu yang paling dicari di India. AS bahkan menghargai kepalanya sebesar 10 juta dolar AS.
Saeed menjelaskan selama ini AS tidak menunjukkan keterlibatan apa pun dalam konflik di Kashmir antara India dan militan Pakistan. Negara itu, disebut olehnya seakan-akan memperlihatkan kekerasan di wilayah itu hanyalah sebuah konflik internal.
Atas dugaan keterlibatan AS, Saeed mengatakan hendak melakukan demonstrasi untuk memaksa Pemerintah Pakistan memutuskan hubungan dengan Negeri Paman Sam itu. Jika tidak demikian, maka pemerintah harus meyakinkan AS tidak akan turut campur tangan dalam konflik di Kashmir yang telah berlangsung selama puluhan tahun.
Kelompok Lashkar-e-Taiba selama ini menuntut Kashmir berada di bawah pemerintahan Pakistan atau berdiri sendiri sebagai sebuah negara merdeka. Namun, India tidak menerima hal itu karena merasa memiliki hak atas wilayah di dekat pegunungan Himayala tersebut.
AS menyangkal tudingan intervensi dalam konflik Kashmir. Negara itu tetap menekankan permasalahan itu bersifat internal, antara India dan Pakistan.
"Kami tidak memiiki campur tangan apa pun. India dan Pakistan harus berdiskusi secara internal bagaimana mengatasi konflik di Kashmir," ujar juru bicara Kementerian Luar Negeri AS Mark Toner.