REPUBLIKA.CO.ID, ISTANBUL-- Perdana Menteri Turki Binali Yildirim menklaim 265 orang tewas dalam upaya kudeta yang terjadi pada Jumat (15/7) malam. Hingga Ahad (17/7), ada 2.839 personel militer yang ditahan akibat kudeta.
Dilansir dari lama Aljazeera, dari keseluruhan korban tewas, terdapat 161 pasukan pemerintah dan warga sipil. Jumlah korban luka-luka mencapai 1.440 orang.
Kepala Staf Militer Umir Dundar menuturkan, ada 104 milisi pengkudeta dan setidaknya 47 warga sipil tewas pada Sabtu (16/7). Menurut salah seorang pejabat pemerintah, operasi sistematis terhadap kudeta telah selesai dilakukan. Namun pembersihan di lapangan masih dapat berlangsung hingga beberapa ke depan.
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan upaya untuk menggulingkan dia dari kekuasaan adalah "tindakan pengkhianatan". Mereka yang melakukan kudeta, tutur Erdogan, akan membayar mahal tindakannya.
"Tak lama setelah saya meninggalkan Marmaris, saya telah diberitahu bahwa mereka membom lokasi di mana saya berada," katanya kepada wartawan.
Erdogan menilai, para pengkudeta telah mempersenjatai rakyat untuk melawan rakyat. Dia dan 52 persen orang-orang dalam pemerintahan menyatakan bertanggungjawab terhadap kondisi yang ada saat ini.
"Pemerintah ini dibawa ke kekuasaan oleh rakyat. Mereka tidak akan berhasil selama kita melawan mereka dengan mempertaruhkan segalanya," kata Erdogan menegaskan.