Senin 18 Jul 2016 11:35 WIB

Turki Buka Kembali Pangkalan Udara untuk Pesawat Militer AS

Masyarakat menduduki tank yang digunakan militer untuk melakukan kudeta di Turki.
Foto: EPA
Masyarakat menduduki tank yang digunakan militer untuk melakukan kudeta di Turki.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Turki akan membuka kembali pangkalan udara di Incirlik, bagi pesawat Amerika Serikat setelah ditutup terkait percobaan kudeta di negara tersebut, kata Pentagon, Ahad (17/7).

Incirlik biasa digunakan sebagai pangkalan untuk memukul sasaran milik kelompok ISIS. "Setelah berkoordinasi erat dengan sekutu Turki kami, mereka membuka kembali wilayah udara mereka untuk pesawat militer. Dengan demikian, serangan udara sekutu untuk menggempur ISIS di semua pangkalan udara di Turki dilanjutkan," kata pernyataan Pentagon.

Turki, sekutu utama Amerika Serikat, mengizinkan AS menggunakan Incirlik untuk melancarkan serangan terhadap kelompok keras itu. Sebelumnya, Incirlik ditutup untuk sementara karena percobaan kudeta pada Jumat (15/7).

Menteri Luar Negeri Amerika Serikat John Kerry mengatakan dalam acara 'State of the Union' di CNN bahwa ia telah berbicara dengan menteri luar negeri Turki sebanyak tiga kali pada Sabtu (16/7). "Mereka meyakinkan saya bahwa upaya kita memerangi ISIS tidak akan terganggu," kata Kerry.

Pada acaara 'Meet the Press' di NBC pada Ahad (17/7), Kerry ditanya apakah presiden Turki Tayyip Erdogan akan memanfaatkan percobaan kudeta tersebut untuk mendapatkan lebih banyak kekuasaan. Kerry menjawab, langkah seperti itu akan menyulitkan hubungan Erdogan dengan Eropa, NATO dan organisasi lain.

Erdogan menuding lawanya, Fethullah Gulen, sebagai sosok yang menggerakkan percobaan kudeta. Gulen, yang saat ini bermukim di Pennsylvania, membantah tuduhan bahwa ia terlibat.

Kerry mengatakan pada saat ini tidak ada bukti bahwa Gulen berada di balik rencana untuk menggulingkan Erdogan dari kekuasaan. Namun, ia mengimbau pihak berwenang Turki untuk mengumpulkan bukti sesegera mungkin sehingga Amerika Serikat bisa mengevaluasi apakah Gulan harus diekstradisi ke Turki.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement