REPUBLIKA.CO.ID, BORNO -- Hampir seperempat juta anak di negara bagian Borno, Nigeria menderita malnutrisi akut. Laporan tersebut disebutkan badan PBB untuk anak-anak UNICEF pada Senin (18/7). Borno merupakan bekas wilayah kekuasan Boko Haram.
UNICEF memperingatkan puluhan ribu anak akan meninggal jika tidak segera ditangani. Bekas wilayah kekuasaan itu tidak dalam kondisi layak. Tidak ada air bersih, makanan atau sanitasi yang memadai.
Bulan lalu, sebuah badan amal mengatakan orang-orang yang melarikan diri dari Boko Haram kelaparan hingga terancam tewas. Mereka menjadi korban, sementara militer Nigeria turut dalam aksi ofensif skala besar untuk melawan Boko Haram.
UNICEF mengatakan semakin luas area yang ditinggalkan Boko Haram, maka semakin jelas akses untuk memberi bantuan kemanusiaan. Semakin jelas juga krisis nutrisi yang dihadapi anak-anak ini.
UNICEF menyebut 244 ribu anak ditemukan menderika malnutrisi tingkat parah dan akut. Hampir satu dari lima anak akan meninggal jika tidak mendapat perawatan intensif.
"Sekitar 134 anak akan meninggal per harinya karena malnutrisi akut jika respons tidak segera dilakukan dengan cepat," kata Direktur Regional UNICEF untuk Afrika Barat dan Tengah Manuel Fontaine, dikutip BBC.
Menurutnya, PBB butuh semua pihak dan donor melangkah maju untuk mencegah kasus serupa. Pasalnya krisis ini tidak bisa diatasi sendirian oleh Nigeria. Fontaine mengatakan ia melihat kota-kota hancur harus menampung para pengungsi yang butuh pertolongan.
Padahal kota tersebut tidak bisa menyediakan kebutuhan sehari-hari mereka. "Ada dua juta orang yang masih tidak bisa kita jangkau di Borno, artinya skala sebenarnya dari krisis ini belum bisa ditentukan," tambahnya.
Ia mendesak pihak internasional meningkatkan skala bantuan ke level yang lebih tinggi. MSF pada Juni mengatakan keadaan darurat kemanusiaan terjadi di satu kamp di Bama, Borno. Tempat itu menampung sekitar 24 ribu pengungsi.
Sebagian dari mereka mengalami trauma parah. MSF juga mengatakan satu dari lima anak menderita malnutrisi akut.