Selasa 19 Jul 2016 09:44 WIB

Upaya Menjegal Trump di Konvensi Republik Gagal

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Ani Nursalikah
Donald Trump
Donald Trump

REPUBLIKA.CO.ID, CLEVELAND -- Gelombang anti-Trump di konvensi nasional Partai Republik, AS gagal menjatuhkan Donald Trump dari kursi pencalonan partai, Senin (18/7). Delegasi anti-Trump melakukan protes melawan pencalonan Trump untuk pemilihan presiden AS pada November 2016.

Mereka menuntut 'Roll Call' setelah ketua konvensi mengumumkan pencalonan Trump. Namun pemungutan suara yang mengizinkan delegasi memilih kandidat itu tidak terlaksana karena tiga negara bagian keluar.

Sejumlah delegasi mengatakan Komite Nasional Republik (RNC) sengaja menyabotase upaya menjegal Trump. Padahal Roll Call adalah cara terakhir untuk melihat kandidat lain di Republik dalam nominasi calon presiden.

Ketegangan internal Republik itu telah membawa perpecahan pada konvensi di Cleveland. Mantan ketua parlemen New Gingrich mengatakan pada ABC News partai telah sangat baik pada keluarga Bush dan sekarang mereka tidak bersyukur.

Dua mantan presiden George HW Bush dan George W Bush menolak memberi dukungan pada Trump. Mantan kandidat Mitt Romney juga menolak menghadiri konvensi. Ketegangan sudah terasa sejak dimulainya acara nasional itu.

Pengamanan Cleveland diperketat menyusul sejumlah insiden dalam beberapa hari terakhir. Sekitar 50 ribu orang diperkirakan akan terbang ke sana dalam acara empat hari konvensi. Protes dan pawai tidak akan ketinggalan sepanjang pekan ini.

Konvensi dihadiri sekitar 2.472 delegasi. Selain itu 15 ribu jurnalis dan ribuan perwakilan partai, anggota parlemen juga tamu akan turut memeriahkan acara. Pada Senin, istri Trump Melania, Senator Iowa Joni Ernst dan mantan Wali Kota New York Rudi Giuliani menjadi pembicara.

Pada Selasa menjadi jadwal bagi Ketua Parlemen Paul Ryan dan Gubernur New Jersey Chris Christie. Rabu akan jadi hari bagi nominasi Wakil Presiden Mike Pence dan penutup pada Kamis adalah Donald Trump yang akan diperkenalkan oleh anaknya, Ivanka.

sumber : Reuters/BBC
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement