REPUBLIKA.CO.ID, SYDNEY -- Wakil Presiden Amerika Serikat Joe Biden pada Rabu (20/7), mengatakan siapa pun presiden yang akan terpilih nantinya tak akan mengubah kebijakan AS di Asia Pasifik. Biden pun meyakinkan sekutu utamanya Australia tentang poros Washington di kawasan tersebut.
Pernyataan tersebut menepis kekhawatiran bahwa calon presiden Partai Republik Donald Trump akan meninggalkan strategi Barack Obama untuk wilayah Asia-Pasifik jika nanti mengalahkan Hillary Clinton. Dalam sebuah pidato di Sydney, Biden mengatakan tak perlu mengkhawatirkan pemilihan umum yang akan berlangsung di AS.
"Amerika Serikat adalah kesatuan. Kami telah membuat janji itu dengan baik dan akan meneruskan janji itu. Kami telah menunjukkan komitmen kami untuk memimpin regional itu lagi dan lagi," katanya.
Sementara itu ketegangan AS dan Cina telah meningkat dalam beberapa bulan terakhir di Laut Cina Selatan. Wilayah perairan tersebut diperebutkan karena menjadi jalur strategis di mana perdagangan senilai lima triliun melewati jalur iru setiap tahunnya.
Kunjungan Biden ke wilayah tersebut dilakukan tak lama setelah putusan Pengadilan Arbitrase di Den Haag menyatakan klaim Cina atas hampir seluruh wilayah itu tidak sah. Beijing menolak putusan yang kasusnya dibawa oleh Filipina dan menuduh Washington memicu ketegangan.
Biden mengaskan militer AS akan terus mendukung kebebasan navigasi di Laut Cina Selatan. Menurutnya AS akan tetap menjaga dan fokus pada masa depan di Asia-Pasifik. "Amerika adalah pasak dan kami ingin memastikan jalur laut aman, langit tetap terbuka. Itu adalah bagaimana mempertahankan arus bebas perdagangan, yang menjadi darah kehidupan di wilayah ini," ujarnya.
Baca juga, Trump Minta Tutup Akses Masuk Muslim ke AS.