Kamis 21 Jul 2016 11:19 WIB

ISIS Ancam Intensifkan Serangan Terhadap Prancis

Rep: Gita Amanda/ Red: Ani Nursalikah
Kelompok bersenjata ISIS   (ilustrasi)
Foto: EPA
Kelompok bersenjata ISIS (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Kelompok militan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) telah mengancam akan meningkatkan serangan terornya di Prancis pascaperistiwa Bastille Day. Media yang dijalankan ISIS, Wilayat al-Furat dan Wilayat Nineveh, sama-sama merilis video propaganda yang menyerukan serangan lebih lanjut di Prancis.

Dilansir laman The Telegraph, Kamis (21/7), dalam salah satu video, seorang militan ISIS berbahasa Prancis menggambarkan peristiwa di Nice di mana ISIS mengaku bertanggung jawab. Ia mengatakan serangan dilakukan oleh "Muslim yang menginspirasi" dan diidentifikasi sebagai Mohamed Lahouaiej Bouhlel.

Dia kemudian meminta orang lain mencontoh Bouhlel dan menyerang Prancis. Menurutnya, angkatan udara Prancis terus membunuh Muslim tak berdosa di Irak dan Suriah. Prancis merupakan bagian dari koalisi pimpinan Amerika Serikat yang menyerang ISIS di Suriah dan Irak.

Video juga dilengkapi dengan kutipan dari juru bicara ISIS Abu Muhammad al-Adnani. Ia menyerukan umat Islam melakukan serangan tunggal melawan Barat dalam pidato yang dikenal sebagai "Kematian di Kemarahan Kalian".

Dalam pidato 2014 lalu, pidato Adnani mendesak Muslim membunuh apa yang disebutnya kafir Amerika atau Eropa. Menurutnya, serangan harus dilakukan dengan menggunakan cara apa pun yang bisa mereka temukan.

Dalam video kedua, yang dirilis Wilayat Ninive, dua milita ISIS berbahasa Prancis membicarakan Presiden Prancis Francois Hollande dan mengancam akan mengintensifkan serangan di negara itu. Mereka juga mengklaim serangan di Nice sebagai bukti kemampuan ISIS.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement