Kamis 21 Jul 2016 11:43 WIB

Skandal 1MDB, Malaysia akan Bekerja Sama dengan Penyelidikan AS

Rep: Gita Amanda/ Red: Ani Nursalikah
Warga berjalan melewati logo 1Malaysia Development Berhad (1MDB) di Kuala Lumpur, Malaysia.
Foto: Reuters/Olivia Harris
Warga berjalan melewati logo 1Malaysia Development Berhad (1MDB) di Kuala Lumpur, Malaysia.

REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Kantor Perdana Menteri Najib Razak mengatakan Malaysia akan sepenuhnya bekerja sama dengan penyelidikan yang sah terkait skandal dana negara 1MDB. Pernyatan ini menanggapi rencana Amerika Serikat menyita aset-aset yang berkaitan dengan 1MDB.

BBC News melaporkan, juru bicara Najib mengatakan pemerintah akan sepenuhnya bekerja sama dengan penyelidikan yang sah terhadap perusahaan Malaysia maupun warga negaranya namun sesuai protokol internasional.

"Seperti yang perdana menteri selalu katakan, jika terbukti melakukan kesalahan, hukum akan ditegakkan tanpa kecuali," katanya.

Baca: 1MDB Mengklaim tidak Miliki Aset di AS

Otoritas AS pada Selasa (19/7) berupaya menyita aset-aset yang dibeli dengan dana dari 1MDB. Dokumen pengadilan yang diajukan di Los Angeles menyatakan dana 1MDB disalahgunakan dan dicuci melalui rekening di AS.

Departemen Kehakiman AS menuduh uang tersebut digunakan untuk membiayai gaya hidup mewah sejumlah individu termasuk pejabat publik. Deputi Direktur FBI Andrew McCabe mengatakan kepada wartawan di Washington beberapa warga Malaysia melakukan penipuan dalam skala besar.

Jika berhasil, departemen kehakiman AS akan menyita sejumlah aset termasuk properti di AS, Inggris dan Swiss. Tak ada tuduhan Najib menghabiskan uang tersebut. Namun orang-orang dekatnya dituduh menggunakan miliaran dolar untuk membeli perhiasan, benda seni dan properti mewah.

Skandal 1MDB menarik perhatian pada awal 2015. Kala itu Wall Street Journal melaporkan ada aliran dana 700 juta dolar AS ke rekening pribadi Najib sebagai penasihat 1MDB.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement