Kamis 21 Jul 2016 19:59 WIB

Guru Pakistan yang Terbakar tidak Bunuh Diri

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Bilal Ramadhan
Api (ilustrasi).
Foto: Thebangladeshtoday.com/ca
Api (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, ISLAMABAD -- Seorang guru perempuan di Pakistan yang tewas karena luka bakar parah tidak membakar diri seperti yang diberitakan, Kamis (21/7). Polisi lokal mengklaim guru bernama Maria Sadaqat tidak diserang dan dibakar, melainkan bunuh diri di rumahnya di Muree.

Namun pada Rabu muncul laporan baru bahwa Sadaqat diserang setelah menolak orang yang melamarnya. Polisi telah menangkap empat orang pria saat itu namun membebaskannya setelah memutuskan Sadaqat bunuh diri.

Sebuah misi pencari fakta mengatakan penyelidikan itu bercelah. Sadaqat (19 tahun) menderita luka bakar akut ketika terbakar pada 29 Mei. Media lokal melaporkan ia menderita 85 persen luka bakar di sekujur tubuhnya.

Sadaqat memberi pernyataan pada polisi di rumah sakit. Ia menyebut nama beberapa pria yang menyerangnya. Sadaqat meninggal sehari kemudian pada 1 Juni. Empat pria yang ditangkap polisi termasuk pemilik sekolah tempat Sadaqat mengajar di dekat ibukota Islamabad.

Keluarga Sadaqat mengatakan penyerang itu ingin balas dendam karena ia menolak lamaran anak pemilik sekolah. Pria pelamar itu sudah menikah dan memiliki seorang anak. Namun investigasi polisi menyimpulkan sebulan kemudian bahwa korban bunuh diri. Para tersangka dibebaskan.

Pada Rabu (20/7), sebuah komite Supreme Court Bar Association mengatakan Sadaqat tidak bunuh diri. Bekas luka bakarnya menandakan bahwa ia diserang. "Tangan dan kakinya tidak terbakar," kata Presiden Pengadilan Ali Zafar pada reporter.

Ia menambahkan hal ini sesuai dengan pernyataan Sadaqat. Panel pencari fakta telah mengumpulkan informasi dari lokasi penyerangan dan mewawancara keluarga korban, dokter dan polisi.

Laporan terbaru ini juga menunjukan bahwa ada upaya pembunuhan pada keluarga korban. Mungkin sebagai upaya untuk membungkam mereka. "Misi ini sangat merasa ada kecacatan dalam investigasi sebelumnya," kata laporan tersebut.

Hal ini menambah potensi untuk melawan perempuan. Selain itu ini juga bisa jadi alasan bahwa membunuh karena kehormatan terus meningkat. Hampir 1.100 perempuan tewas karena pembunuhan semacam ini di Pakistan tahun lalu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement