Jumat 22 Jul 2016 02:50 WIB

Keluarga Penumpang MH370 Desak Malaysia dan Cina Berbuat Lebih

Potongan bagian diduga pesawat MH370 di Pulau Reunion
Foto: VOA
Potongan bagian diduga pesawat MH370 di Pulau Reunion

REPUBLIKA.CO.ID, KUALALUMPUR -- Keluarga penumpang pesawat MH370 Malaysia Airlines mendesak Pemerintah Malaysia dan Cina meningkatkan pencarian atas pesawat yang hilang tersebut. Desakan itu disampaikan sehari sebelum pertemuan saat para menteri dapat memutuskan menghentikan pencarian itu.

Menteri Malaysia, China dan Australia dijadwalkan bertemu di Kuala Lumpur pada Jumat (22/7) hari ini, untuk membahas masa depan pencarian MH370 itu, yang hilang dalam penerbangan dari ibu kota Malaysia ke Beijing pada Maret 2014 dengan membawa 239 orang.

Hampir 180 juta dolar Australia (lebih dari 1,3 triliun rupiah) dihabiskan untuk pencarian di laut, yang mencakup 120.000 kilometer persegi di Samudera Hindia selatan, yang termahal dalam sejarah penerbangan.

Jacquita Gonzales, istri pramugara MH370 Patrick Gomes, menyatakan China dan Malaysia tidak memberikan iuran cukup untuk upaya pencarian itu, yang digalang Badan Keselamatan Angkutan Australia.

"China, Anda bisa berbuat lebih. Saya minta maaf karena begitu terbuka tapi Anda memiliki yang paling dipertaruhkan di sini. Sebagian besar penumpang MH370 adalah warga negara China," katanya dalam jumpa pers.

"Malaysia, Anda perlu melakukan sedikit lebih dan tidak hanya mengatakan 'Saya sangat menyesal, kami kekurangan dana, tidak ada tempat lain untuk pencarian'," kata Gonzales.

KS Narendran, yang istrinya adalah penumpang MH370, menyeru pemerintah Malaysia mencari bantuan dalam mendapatkan pendanaan.

"Negara ini dan pemimpinnya memiliki teman kaya. Oleh karena itu, saya kira benar-benar harus tidak ada alasan untuk kekurangan dana," katanya.

Ketiga pemerintah itu sebelumnya sepakat bahwa kecuali ada bukti baru pasti muncul, mereka tidak akan memperpanjang pencarian, yang semula dijadwalkan berakhir pada Juni, tetapi terhambat cuaca buruk dan diperkirakan dilanjutkan pada Desember.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement