REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON DC -- Sekitar 3,3 juta Muslim AS mewakili sebagian kecil populasi AS. Namun, populasi itu bisa memainkan peran penting swing states selama pemilihan presiden mendatang.
Peluncuran kampanye Muslim Vote 2016 dari Council on American-Islamic Relations (CAIR) nanti, dipastikan akan menjadi momentum yang sangat penting. Pasalnya, kampanye itu akan menentukan setidaknya satu juta suara Muslim AS di bilik suara pemilihan presiden.
Direktur Urusan Pemerintah CAIR, Robert McCaw, mengatakan penyelenggara kampanye di seluruh bangsa akan bekerja sama dengan masyarakat. Hal itu bertujuan memastikan pusat-pusat komunitas Islam, memiliki semua yang dibutuhkan untuk mendaftarkan para pemilih.
Menurut Pew Research Center, pemilih Muslim yang ada memang cuma mewakili sekitar 1-2 persen dari penduduk AS. Tapi, dipastikan mereka akan memiliki pengaruh besar karena cenderung tinggal di tempat-tempat strategis pemilihan seperti Florida, Ohio dan Virdinia.
"Ketika pemilihan semakin mendekat, sebenarnya, pemilih Muslim di negara-negara swing states dapat memainkan peran penting. Mereka akan dilihat sebagai komuntas minoritas yang signifikan," kata John Esposito, profesor bidang ilmu Islam di Georgetown University, seperti dilansir Voice of America, Ahad (24/7).